Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Korporasi Hadapi Rp140 Triliun Obligasi Jatuh Tempo pada 2024, Antrean Mengular

Investment Banking BRI Danareksa Sekuritas menilai penerbitan obligasi korporasi akan semakin semarak pada 2024.
Investor mencari informasi penjualan obligasi melalui salah satu platform mobile banking di Jakarta, Sabtu (25/11/2023). Bisnis/Arief Hermawan P
Investor mencari informasi penjualan obligasi melalui salah satu platform mobile banking di Jakarta, Sabtu (25/11/2023). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Penerbitan obligasi korporasi diperkirakan semakin semarak pada 2024. Pasalnya, jumlah obligasi yang akan jatuh tempo tahun ini terbilang cukup tinggi. 

Direktur Investment Banking BRI Danareksa Sekuritas Kevin Praharyawan mengatakan tahun ini terdapat sekitar Rp140 triliun obligasi yang akan jatuh tempo. Dengan data tersebut, Kevin melihat akan banyak perusahaan yang masuk ke pasar obligasi untuk mencari pendanaan.

"Kemudian dengan adanya pemangkasan suku bunga di semester II, kami melihat ada beberapa perusahaan yang akan masuk lagi untuk mencari pendanaan yang lebih murah," kata Kevin ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (10/1/2024). 

Selain itu, Kevin juga melihat terdapat beberapa perusahaan yang akan melakukan refinancing dengan menerbitkan obligasi pada tahun ini. 

Dia menjelaskan pada pipeline obligasi BRI Danareksa Sekuritas, terdapat cukup banyak perusahaan yang akan menerbitkan obligasi. Kevin menuturkan saat ini terdapat 10 perusahaan yang telah melakukan persiapan penerbitan obligasi dan kemungkinan akan segera terbit dalam waktu dekat. 

Kevin melihat sebagian besar obligasi yang akan terbit tahun ini sekitar 60-70% berasal dari institusi finansial untuk masuk mencari pendanaan murah. Pendanaan tersebut umumnya dicari oleh sektor perbankan maupun dari bisnis multifinance. 

BRI Danareksa Sekuritas juga optimistis terhadap minat investor terhadap penerbitan obligasi. Menurutnya, penawaran beberapa obligasi korporasi masih mengalami oversubscribed.

Selain itu, sentimen yang datang dari rencana pemangkasan suku bunga The Fed yang akan diikuti suku bunga BI menjadi sentimen yang baik dari penerbitan obligasi. Di satu sisi, kata dia, inflasi Indonesia masih berada di dalam kendali dan masih berada di bawah inflasi AS.  "Seharusnya oke dari pasar obligasi tahun ini," ucap Kevin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper