Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pergerakan Harga Komoditas: Batu Bara dan CPO Kompak Menghijau

Harga batu bara dan CPO ditutup menguat pada perdagangan Jumat (5/1/2024).
Proses pemuatan batu bara ke tongkang di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (13/10/2021). Bloomberg/Dimas Ardian
Proses pemuatan batu bara ke tongkang di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (13/10/2021). Bloomberg/Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA - Harga komoditas batu bara dan crude palm oil (CPO) mencatatkan penguatan pada perdagangan Jumat (5/1). Namun, dalam sepekan, kedua komoditas telah mengalami pelemahan. 

Berdasarkan data Bloomberg pada Jumat (5/1/2024), harga batu bara berjangka kontrak Januari 2024 di ICE Newcastle ditutup menguat 0,5% ke posisi US$131,55 per ton. Adapun sepanjang perdagangan pekan lalu, harga batu bara telah melemah -6,55 poin atau -4,74%.

Kemudian, kontrak pengiriman Februari 2024 juga menguat 1,01% atau 1,30 poin ke level US$130,50 per metrik ton, dan telah melemah sebesar -5,50 poin atau -4,04%.

Mengutip Energyworld, kementerian batu bara mengatakan bahwa produksi batu bara India dari tambang-tambang milik pemerintah dan komersial melonjak sebesar 38% pada Desember 2023, dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) dengan produksi mencapai 14,04 juta ton. 

Kemudian,  Sekretaris Tambahan dan Otoritas yang Ditunjuk dari Kementerian Batu Bara M Nagaraju juga menyoroti kemajuan signifikan di sektor batu bara. Nagaraju mendesak upaya lebih lanjut untuk memenuhi target produksi untuk tahun fiskal 2023-2024.

Per tanggal 31 Desember 2023, India memiliki 50 tambang batu bara yang beroperasi. Terdapat 32 tambang yang berfokus pada sektor energi listrik, 11 di sektor non-regulasi, dan tujuh diarahkan untuk penjualan batu bara. 

Sejak dimulainya lelang tambang batu bara komersial pada tahun 2020, enam tambang telah memulai produksi, yang berkontribusi tercapainya kapasitas puncak sebesar 14,87 juta ton.

Sementara itu, mengutip POWER, fasilitas di China saat ini sedang menguji produksi etanol melalui penggunaan batu bara, dibandingkan dengan menggunakan tanaman seperti jagung atau tebu untuk memproduksi bahan bakar.

Pabrik di wilayah tenggara China dengan kapasitas produksi tahunan mencapai 600.000 metrik ton, disebut-sebut sebagai penghasil etanol terbesar di dunia.

Langkah tersebut dilakukan oleh para pejabat China, bertujuan untuk menggunakan sumber daya batu bara yang berlimpah di negaranya dibandingkan sumber makanan penting, untuk memproduksi etanol sekaligus mengurangi kebutuhan China untuk mengimpor bahan bakar tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Halaman
  1. 1
  2. 2
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper