Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian BUMN yang dinakhodai Erick Thohir merealisasikan setoran dividen sebesar Rp82,1 triliun ke kas negara sepanjang 2023, atau naik 102,1% dibandingkan dengan setoran dividen tahun 2022.
Berdasarkan paparan konferensi pers APBN Kita, dikutip pada Rabu (3/1/2024), setoran dividen yang masuk dalam pos Kekayaan Negara Dipisahkan (KND) ini menjadi yang terbesar dalam kurun empat tahun terakhir.
Perinciannya, setoran dividen tahun 2019 tercatat sebesar Rp80,7 triliun. Setoran ini kemudian turun menjadi Rp66,1 triliun pada 2020 dan kembali melemah ke Rp30,5 triliun pada 2021. Namun, pada 2022, setoran dividen BUMN naik menjadi Rp40,6 triliun.
Setoran itu lantas kembali melesat pada 2023 dengan realisasi mencapai Rp82,1 triliun. Capaian tersebut mencerminkan kenaikan sebesar 102,1% secara year-on-year (YoY).
Sementara itu, untuk tahun 2024, pemerintah telah menetapkan target setoran dividen sebesar Rp85,8 triliun. Erick Thohir sempat mengatakan bahwa jika tercapai, maka setoran dividen tersebut akan menjadi yang terbesar sepanjang sejarah.
“Jadi kalau memang tercapai, itu sejarah lagi, yang tahun ini Rp80 triliun, tahun depan jadi Rp85 triliun, itu kan sejarah dividen terbesar yang pernah diberikan,” ujar Erick pada medio September 2023 di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta.
Baca Juga
Sementara itu, Kepala Riset Praus Capital Alfred Nainggolan menyampaikan bahwa kenaikan target setoran dividen BUMN pada 2024 akan menjadi katalis positif karena dividen merupakan salah satu keuntungan bagi pemegang saham, selain capital gain.
“Kenaikan dividen akan menjadi katalis positif bagi harga saham, dan dengan dinaikannya target dividen BUMN oleh pemerintah, maka potensi dividen yang dibagikan oleh BUMN akan lebih besar,” ujar Alfred kepada Bisnis.
Potensi peningkatan dividen dari emiten pelat merah salah satunya berasal dari performa laba. Semakin besar laba yang dihimpun emiten BUMN, maka kian jumbo dividen yang akan dibagikan. Adapun potensi lain adalah meningkatnya dividend payout ratio.