Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Awal Tahun 2024, Rupiah Justru Dibuka Loyo Rp15.440 per Dolar AS

Mata uang rupiah dibuka melemah ke posisi Rp15.440 per dolar AS pada perdagangan perdana, Selasa (2/1/2024).
Karyawati menunjukkan mata uang Dolar Amerika Serikat di tempat penukaran uang asing di Jakarta, Rabu (30/8/2023). Bisnis/Suselo Jati
Karyawati menunjukkan mata uang Dolar Amerika Serikat di tempat penukaran uang asing di Jakarta, Rabu (30/8/2023). Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA - Mata uang rupiah dibuka melemah ke posisi Rp15.440 per dolar AS pada perdagangan perdana, Selasa (2/1/2024). Pelemahan terjadi bersama dengan seluruh mata uang kawasan Asia lainnya.

Berdasarkan data Bloomberg, mata uang rupiah dibuka melemah 0,27% atau 41 poin ke posisi Rp15.440 per dolar AS. sementara itu indeks dolar terpantau naik 0,08% ke level 101,142. 

Sejumlah mata uang Asia lainnya kompak bergerak melemah bersama rupiah. Yen Jepang melemah 0,39%, dolar Hong Kong melemah 0,01%, dolar Singapura melemah 0,6%, dolar Taiwan melemah 0,45%, dan won Korea melemah 0,59%. 

Kemudian peso Filipina melemah 0,21%, rupee India melemah 0,03%, yuan China melemah 0,26% dan ringgit Malaysia melemah 0,11%. Hanya bath Thailand yang menguat 0,11%. 

Sebelumnya, Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memprediksi mata uang rupiah berpotensi fluktuatif namun bisa ditutup menguat di rentang Rp15.350- Rp15.420 per dolar AS pada perdagangan hari ini. 

Ibrahim mengatakan rupiah menguat menyambut Indonesia yang bakal menyelenggarakan Pemilihan Presiden (Pilpres) pada 14 Februari 2024. Jika Pilpres diselenggarakan hanya satu putaran hasilnya akan lebih baik bagi investasi. 

“Saat ini investor terutama investor sektor riil wait and see, dan menunggu siapa presiden yang bakal terpilih dan menunggu kebijakan apa yang bakal dikeluarkan,” kata Ibrahim dalam risetnya, dikutip (2/1/2024). 

Kendati demikian, kata Ibrahim jika Pilpres berjalan dua putaran maka investor akan mengambil sikap wait and see hingga Juni 2024. Oleh karena itu, pada pemilu tahun 2024, ekonomi Indonesia belum tentu lebih baik dari tahun 2023 karena adanya Pilpres. 

“Para calon presiden diharapkan tidak membuat kegaduhan. Ini demi mengantisipasi agar investor tidak menempatkan uang mereka di luar negeri,” kata Ibrahim. 

Dia menambahkan Pilpres yang sejuk dan damai yang diinginkan oleh investor. Sehingga investor tidak ada ketakutan untuk menempatkan dananya di pasar dalam negeri. Tahun politik 2024, lanjutnya harus dicermati dengan baik. 

Apalagi sejumlah negara di dunia juga akan menyelenggarakan pemilu, termasuk India, Taiwan, Korea Selatan, dan Amerika serikat. Pemilu India bakal berpengaruh terhadap dinamika politik di Asia, mengingat populasi negara tersebut yang sangat besar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper