Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jalur Nol Emisi Vale Indonesia untuk Pembangunan Berkelanjutan

Vale Indonesia (INCO) menggalakkan sejumlah upaya untuk mendorong misi keberlanjutannya, yakni mencapai nol bersih emisi pada 2050.
EmptyProgram P3SRLB yang dikembangkan Vale Indonesia./Jibi
EmptyProgram P3SRLB yang dikembangkan Vale Indonesia./Jibi

Bisnis, MAKASSAR - Komitmen Indonesia mencapai net zero emission atau nol bersih emisi pada 2060 sesuai kesepakatan pada Perjanjian Paris mendorong adanya aksi keberlanjutan dari pelaku usaha, tak terkecuali di sektor pertambangan. 

Prinsip keberlanjutan dipercaya akan mengolaborasi pengurangan emisi karbon sebagai upaya memerangi perubahan iklim, mempromosikan inklusivitas dan kesetaraan, memastikan bahwa manfaat net zero emission dibagi secara adil bagi seluruh warga negara, serta memastikan kebijakan dan regulasi yang efektif ada dalam pelaksanaannya.

Sektor pertambangan diproyeksi bisa memberi pengaruh besar pada tujuan nol emisi. Pasalnya, bagi sebagian besar energi yang digunakan dalam operasi penambangan, biasanya berasal dari pembakaran bahan bakar fosil, yang menghasilkan emisi cukup tinggi. Jika perusahaan tambang bisa mengurangi emisi ini, atau bahkan memindahkannya ke penghasil energi bersih, maka jalur menuju nol emisi diproyeksi akan terbuka.

PT Vale Indonesia Tbk. (INCO), menjadi salah satu yang mengakomodir penerapan pertambangan berkelanjutan. Tiga Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang telah dioperasikan berhasil membantu perseroan menurunkan emisi hingga 11,41% pada akhir 2022. 

Penggunaan electric boiler dan biodiesel B30 sejak 2019 di pabrik Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan (Sulsel) juga menjadi rencana lain pengurangan emisi. Targetnya pada 2030 mereka sudah bisa mengurangi 33% absolut emisi gas rumah kaca (GRK), dan pada 2050 nol emisi Vale bisa terwujud, 10 tahun lebih cepat dari target negara.

Reklamasi dan rehabilitasi lahan juga menjadi konsentrasi perseroan sejak beberapa tahun terakhir guna mematangkan ambisi menjadi pionir penerapan praktik pertambangan berkelanjutan. Perusahaan ini, alih-alih membiarkan lahan bekas tambangnya terbuka, mereka justru menghijaukan kembali sebagian besar area tersebut. 

Data terakhir memperlihatkan dari 5.400 hektare area yang telah dibuka untuk aktivitas pertambangan, lebih dari setengahnya atau mencapai 3.500 hektar telah dihijaukan kembali melalui geliat reklamasi yang dilakukan. Ada lebih dari 4,46 juta pohon ditanam di area itu, termasuk tanaman endemik lokal.

Pada 2025, target persentase luasan reklamasi bahkan akan semakin diperbesar dengan capaian hingga 70% dari total luas area yang dibuka. Rencananya, dari 5.996 hektare area yang diproyeksi dibuka hingga tahun tersebut, seluas 4.195 hektar diantaranya harus sudah dihijaukan kembali.

"Saat ini kami selalu mengedepankan perencanaan terpadu urusan pertambangan, PT Vale berkomitmen, ketika mulai membuka tambang, sebisa mungkin menutup tambang itu di waktu yang sama," ungkap CEO PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) Febriany Eddy, belum lama ini.

Rehabilitasi DAS 

Selain reklamasi, program rehabilitasi lintas batas di Daerah Aliran Sungai (DAS) yang digagas perseroan lebih ambisius lagi. Tercatat sudah ada lebih dari 16 juta pohon di tanam di lahan seluas 14.665 hektar, yang tersebar di 15 kabupaten di Sulawesi Selatan (Sulsel) dan tiga kabupaten lainnya di Jawa Barat.

Angka tersebut membuat PT Vale tercatat telah melampaui batas kewajibannya (beyond compliance) dalam Kontrak Karya melalui Program Pemulihan DAS.

"Program rehabilitasi ini adalah program penanaman pohon di luar area Kontrak Karya perusahaan dengan tujuan untuk memulihkan, memelihara dan meningkatkan fungsi DAS untuk penyerapan karbon," paparnya.

Sejalan dengan dukungannya terhadap lingkungan, PT Vale Indonesia juga terus berusaha mengontrol dan melakukan upaya menurunkan emisi konvensional SO2 dan partikulat dari proses produksinya. Upaya ini dilakukan melalui pemantauan dan penghitungan besaran emisi SO2 dan pengukuran intensitas partikulat secara berkala, termasuk instalasi sistem pemantauan polusi udara (CEMS) di compliance stack.

Selain itu juga mengoperasikan ESP atau Electro Static Precipitator, yaitu instalasi penyedot debu elektrik yang terpasang di tanur pengering dan tanur pereduksi.

Berdasarkan catatan perseroan sepanjang 2022, mereka berhasil mengoperasikan pabrik nikel Sorowako dengan intensitas karbon 26,94 Ton CO2eq/Ton Ni, menjadi yang terendah di Indonesia, melalui beberapa inisiatif seperti smart energy monitoring, studi optimilasasi untuk PLTA Larona, uji coba kendaraan berat listrik, dan perbaikan package boiler heating up.

Diproyeksi, intensitas karbon dalam pengoperasian parik di Sulsel ini bahkan akan semakin rendah lagi dengan diluncurkannya bus listrik untuk operasional karyawan belum lama ini.

Tidak hanya sampai di situ, PT Vale Indonesia begitu serius dalam melakukan pengendalian efluen dan sedimentasi terintegrasi. Perseroan mengoperasikan pengelolaan limbah cair melalui fasilitas Lamella Gravity Settler dan Pakalangkai Waste Water Treatment yang terintegrasi dengan fasilitas pengendalian sedimen secara berjenjang dengan total kapasitas lebih dari 15 juta meter kubik.

Head of Communication PT Vale Indonesia Suparam Bayu Aji menambahkan, fasilitas ini digunakan untuk menurunkan Chromium Valensi 6 (Cr6+), Chromium Total (Cr Total) dan TSS (Total Suspended Solid) serta kandungan lainnya pada air limbah dari area penambangan.

Salah satu dampaknya bisa dilihat dari kualitas air Danau Matano. Danau yang berada tepat di samping area penambangan perusahaan, kualitasnya masih terjaga dengan baik dengan total padatan terlarut 138 mg/l. Kualitas air tersebut bahkan dikategorikan lebih baik dibandingkan standar air mineral dalam kemasan yang memiliki total padatan terlarut 320 mg/l.

"Dengan begitu sudah sangat jelas komitmen kami dalam menjaga lingkungan sekitar area tambang, padahal PT Vale sudah beroperasi di wilayah ini lebih dari 50 tahun, tapi kualitas air Danau Matano masih sangat baik," jelas Bayu.

Selain orientasi pelestarian lingkungan, praktik keberlanjutan PT Vale juga diturunkan menjadi pola dukungan program yang fokus pada skema sinergi bersama masyarakat. Perseroan tercatat telah melaksanakan 82 program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) selama 2022 dengan berkontribusi sebanyak13 dari 17 tujuan pembangunan berkelanjutan.

Antara lain pengembangan kapasitas bidang ekonomi, kesehatan, pendidikan; pembangunan pertanian berkelanjutan; peningkatan kualitas pelayanan kesehatan dan kapasitas tenaga medis; pengembangan kapasitas pengajar melalui Program ToT; peningkatan peran kaum perempuan dalam partisipasi dan kesetaraan pengambilan keputusan dalam Program PPM; hingga pembangunan dan renovasi 1.400 unit toilet dan septic tank serta pengadaan instalasi air bersih untuk 50.000 warga.

Lebih jauh, perseroan juga telah mendorong pengembangan dan pertumbuhan UMKM dan BUMDESMA; membangun akses jalan; menetapkan program untuk memerangi perubahan iklim; menanam mangrove; konservasi keanekaragaman hayati; membangun jalur layanan mekanisme keluh kesah; hingga berkolaborasi dengan akademisi, komunitas dan pemerintah.

Hasilnya, PPM di area Sulsel kini telah menjangkau lebih dari 43.000 penerima manfaat, sementara PPM di Sulawesi Tengan dan Sulawesi Tenggara telah dilaksanakan sebelum ada kegiatan operasional.

Atas berbagai upaya yang dilakukan, belum lama ini PT Vale Indonesia berhasil meraih penghargaan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER) peringkat Hijau dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) di Jakarta pada Rabu (20/12/2023). Penghargaan PROPER Hijau ini diberikan untuk keempat kalinya pada tiga tahun terakhir secara berturut-turut.

“Penghargaan ini adalah salah satu bukti nyata bagaimana PT Vale senantiasa mengelola lingkungan lebih dari yang dipersyaratkan. Kami akan terus melakukan perbaikan, khususnya dalam menghadirkan inisiatif yang dapat meningkatkan ekonomi sirkular di masyarakat," seru Director Environment & Permit Management PT Vale Indonesia Zainuddin.

Keberhasilan PT Vale mempertahankan PROPER Hijau antara lain didukung hadirnya Taman Kehati Sawerigading Wallacea, sebuah fasilitas terpadu yang merupakan komitmen perseroan untuk mewujudkan pertambangan terintegrasi dengan menjaga keanekaragaman hayati. Begitu juga kegiatan rehabilitasi lahan pascatambang dan reforestasi lintas-batas yang bibit pohonnya diambil dari Nursery. 

Selain itu, juga didukung program-program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat yang berorientasi pada kemandirian.

Wakil Presiden Ma'ruf Amin dalam sambutannya saat penerimaan penghargaan mengatakan, dunia saat ini diperhadapkan pada permasalahan lingkungan, yaitu perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, dan pencemaran lingkungan.

Untuk itu, Program PROPER seyogianya menjadi platform bagi perusahaan untuk ambil bagian dalam pembangunan berkelanjutan, utamanya untuk mencegah kerusakan lingkungan dan pencemaran akibat aktivitas industri yang dilakukan. 

"Saya meminta kepada perusahaan untuk tidak lagi terfokus dalam menghasilkan keuntungan, tetapi juga memastikan kelestarian lingkungan sekitar, baik lingkungan fisik maupun sosial," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper