Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wamen BUMN: PalmCo Akan Jadi Perusahaan Sawit Terbesar di Dunia

Kementerian BUMN meyakini Subholding PTPN, PalmCo, akan menjadi salah satu perusahaan sawit terbesar di dunia dari sisi luas lahan.
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo dalam acara pelepasan tim Jelajah BUMN 2023 di Wisma Bisnis Indonesia, Jakarta, Selasa (4/7/2023)/Bisnis-Suselo Jati
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo dalam acara pelepasan tim Jelajah BUMN 2023 di Wisma Bisnis Indonesia, Jakarta, Selasa (4/7/2023)/Bisnis-Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian BUMN meyakini Subholding PTPN, PalmCo, akan menjadi salah satu perusahaan sawit terbesar di dunia dari sisi luas lahan.

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, PalmCo dalam jangka waktu waktu 2 – 3 tahun berpotensi memiliki lahan sawit seluas 600.000 hektare. Dengan kepemilikan lahan tersebut, PalmCo berpeluang menjadi salah satu perusahaan sawit terbesar.

“Itu nanti [PalmCo] akan menjadi one of the largest plantation company in the world,” ujarnya saat ditemui di Jakarta, Sabtu (30/12/2023).

Menurutnya, kepemilikan lahan tersebut akan membuat nama PalmCo bersanding dengan Sime Darby, perusahaan kelapa sawit raksasa asal Malaysia. Sime Darby diketahui memiliki luas lahan 266.488 ha dan area tertanam 193.758 ha.

Namun, untuk mencapai titel tersebut, masih banyak pekerjaan rumah yang harus dibereskan oleh Kementerian BUMN. Kartika atau akrab disapa Tiko mengatakan, salah satu yang perlu dilakukan adalah replanting atau penanaman kembali pohon sawit.

“Karena waktu dulu di masa lalu, saat masih kurang cash flow, banyak yang tumbuhnya kurang terawat. Jadi, kami sekarang fokus replanting sawit,” pungkasnya.

Kementerian BUMN yang dinahkodai Erick Thohir diketahui telah menggabungkan 13 perusahaan di bawah holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) menjadi dua subholding, yakni PalmCo dan SupportingCo pada awal Desember 2023.

PalmCo dibentuk melalui penggabungan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) V, VI dan XIII ke dalam PTPN IV sebagai entitas bertahan dan pemisahan tidak murni PTPN III ke PTPN IV.

Sementara itu, pembentukan SupportingCo ditempuh melalui penggabungan PTPN II, VII, VIII, IX, X, XI, XII, dan XIV ke dalam PTPN I.

PTPN dipercaya mampu berkontribusi meningkatkan produksi crude palm oil (CPO) nasional dan minyak goreng dalam negeri. Produksi minyak goreng diproyeksikan meningkat dari 460.000 ton/tahun pada 2021 menjadi 1,8 juta ton/tahun pada 2026.

Adapun, SupportingCo akan menjadi perusahaan pengelola aset perkebunan unggul, yang mencakup kegiatan pemanfaatan aset perkebunan melalui optimalisasi dan divestasi aset, pengelolaan tanaman perkebunan, serta diversifikasi usaha lainnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper