Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penutupan Pasar Modal, Simak Perbandingan Rapor IHSG 2023 vs 2022

Pasar modal Indonesia sepanjang tahun 2023 bertumbuh secara positif. Posisi IHSG pun mencatatkan peningkatan dibandingkan tahun 2022.
Pegawai beraktivitas di dekat layar yang menampilkan data saham di PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (26/7/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai beraktivitas di dekat layar yang menampilkan data saham di PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (26/7/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Bursa Efek Indonesia (BEI) membeberkan sederet pencapaian yang ditorehkan sepanjang 2023 pada penutupan perdagangan akhir tahun, Jumat, (29/12/2023). Posisi IHSG pun mencatatkan peningkatan dibandingkan 2022.

Direktur Utama BEI Iman Rachman mengatakan, pasar modal Indonesia sepanjang tahun 2023 bertumbuh secara positif. Hal itu tecermin dari IHSG yang menguat 6,16% secara year-to-date (ytd) ke level 7.272,79 per 29 Desember 2023 dari posisi 2 Januari 2023 di level 6.850,98.

"Kita semua dapat melewati tahun 2023 dengan baik walaupun dipenuhi berbagai tantangan di pasar saham," ujarnya saat menutup perdagangan di Gedung BEI pada Jumat, (29/12/2023).

Sepanjang tahun berjalan 2023, level terendah IHSG berada di angka 6.542,79, sedangkan level tertingginyanya di angka 7.313,34.

Sementara itu, rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) tercatat berada pada posisi Rp10,75 triliun, diikuti dengan volume transaksi harian di angka 19,79 miliar lembar saham dan frekuensi transaksi harian mencapai 1,18 juta kali.

Terdapat rekor baru dari sisi kapitalisasi pasar tertinggi sepanjang sejarah, yakni mencapai angka Rp11.762 triliun pada 28 Desember 2023. Rekor baru lain juga tercatat dari sisi volume transaksi harian tertinggi sepanjang sejarah, yakni sebesar 89 miliar lembar saham pada 31 Mei 2023.

Jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan akhir 2022, IHSG ditutup melemah di level 6.850,61, maka IHSG mencatat kenaikan 6,16% pada akhir 2023. Kapitalisasi pasar IHSG pada akhir 2022 sebesar Rp9.529,86 triliun, artinya market cap IHSG juga meningkat 22,86% yoy ke level Rp11.708 triliun.

Kendati demikian, nilai transaksi harian saham pada 2023 turun signifikan 26,92% yoy menjadi Rp10,75 triliun dibandingkan tahun 2022 sebesar Rp14,71 triliun. Sebagai pengingat, BEI merevisi target RNTH 2023 dari sebelumnya Rp14,75 triliun menjadi Rp10,75 triliun.

Dari sisi jumlah investor, sepanjang tahun 2023 jumlah investor sebesar 12,16 juta investor atau bertumbuh 17,94% secara year-on-year (yoy) dibandingkan akhir tahun 2022 sebanyak 10,31 juta investor.

Prospek dan Tantangan 2024 

Head Customer Literation and Education dari Kiwoom Sekuritas, Oktavianus Audi mengatakan, masih ada sederet pekerjaan rumah yang menanti BEI maupun para anggota bursa lainnya pada 2024. Misalnya, memberikan literasi dan inklusi keuangan dan memberikan program untuk menjangkau investor di daerah untuk mendapatkan akses ke bursa.

"Karena seperti data dari BEI yang menunjukkan jumlah investor saham mencapai 5,25 juta atau naik 811.000 di 2023, tetapi jika kita bandingkan dengan usia produktif rasionya hanya 2,74% dan masih kalah dibandingkan negara tetangga," ujar Audi kepada Bisnis, Jumat, (29/12/2023).

Lebih lanjut dia mengatakan, dari sisi kualitas emiten yang IPO harus ditingkatkan, karena dari 79 emiten baru IPO, hanya 28 emiten yang catatkan kenaikan harga saham sejak IPO. Selain itu, tidak sedikit emiten yang harganya parkir di Rp50 per saham.

"Kami melihat hal ini akan dapat mengurangi tingkat kepercayaan investor ke depannya. Dari sisi keamanan kami melihat masih ada kejadian gagal bayar repo di tahun 2023, sehingga pemberian jaminan juga perlu lebih diperketat untuk tahun depan," katanya.

Dia memproyeksikan, pertumbuhan dari IHSG untuk tahun 2024 seiring dengan proyeksi pertumbuhan PDB diatas 5%, dan juga berkaca dari pemilu 2009, 2014 dan 2019 IHSG alami kenaikan didorong net foreign investor asing, dan juga melonggarnya kebijakan moneter yang diproyeksi pasar terjadi lebih cepat.

"Target IHSG untuk 2024 ke level 7.835 untuk skema bullish, sedangkan bearish kami menilai potensi IHSG ke level 6.896," pungkasnya.

Macro Strategist Samuel Sekuritas Indonesia, Lionel Priyadi menambahkan, faktor positif terhadap IHSG pada 2024 adalah kemungkinan pemangkasan suku bunga di dalam negeri maupun global.

Sementara itu, yang menjadi faktor negatif untuk IHSG adalah potensi melebarnya defisit neraca berjalan hingga -0,9% terhadap PDB Indonesia.

"Kami memproyeksikan prediksi IHSG untuk tahun 2024 konservatif di level 7.600," ujar Lionel kepada Bisnis, Jumat, (29/12/2023).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper