Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Ditutup Melejit, Booming AI Bikin Investor Full Senyum

Optimisme seputar AI di Wall Street muncul kembali, dengan saham Alphabet Inc. naik hampir 5,5% sehari setelah Google merilis Gemini.
Karyawan berada di Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (27/6/2022). Bloomberg/Michael Nagle
Karyawan berada di Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (27/6/2022). Bloomberg/Michael Nagle

Bisnis.com, JAKARTA – Reli saham-saham berkapitalisasi pasar jumbo memicu rebound Bursa AS di Wall Street, New York pada akhir perdagangan Kamis (7/12/2023) waktu setempat. Penguatan juga terjadi berkat spekulasi bahwa ledakan kecerdasasan buatan (artificial intelligence/AI) akan terus mendorong keuntungan pasar.

Berdasarkan data Bloomberg, Jumat (8/12/2023), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup naik 0,17% atau 62,95 poin ke 36.117,38, S&P 500 menanjak 0,80% atau 36,5 poin ke 4.585,59, dan Nasdaq melejit 1,37% atau 193,28 poin ke 14.339,99.

Para investor menepis segala kegelisahan seputar laporan data tenaga kerja AS pada Jumat untuk menghidupkan kembali perdagangan yang mendorong Nasdaq 100 naik lebih dari 45% tahun ini.

Optimisme seputar AI muncul kembali, dengan saham Alphabet Inc. naik hampir 5,5% sehari setelah Google merilis Gemini, yakni model AI terbesar dan paling berkemampuan yang pernah dibuat Google.

Saham Advanced Micro Devices Inc. juga menguat setelah mengatakan minggu ini chip akselerator barunya akan menjalankan perangkat lunak AI lebih cepat daripada produk pesaingnya.

“Kecerdasan buatan berpotensi mendorong peningkatan produktivitas yang jauh lebih tinggi pada 2024 dan seterusnya,” kata Yung-Yu Ma dari BMO Wealth Management, mengutip Bloomberg.

Menurutnya, faktor ketahanan, kemampuan beradaptasi, dan inovasi telah menjadi ciri perekonomian pada 2023, dan pihaknya melihat faktor-faktor tersebut juga akan membawa pasar melewati tahun 2024.

Saat pasar saham menguat, imbal hasil obligasi pemerintah AS mengalami pergerakan kecil, dengan imbal hasil tenor 10-tahun naik tipis menjadi sekitar 4,15%. Sinyal hawkish dari Bank of Japan (BoJ) mendorong yen naik lebih dari 2%, sedangkan indeks dolar AS jatuh.

Krishna Guha dari Evercore mengatakan dia tidak menerima gagasan bahwa BoJ akan secara serius mempertimbangkan kenaikan suku bunga yang mengejutkan pada Desember ini.

“Kami pikir bulan Januari jauh lebih masuk akal. Jadi, meskipun arah perjalanan sudah tepat, perdagangan taktis saat ini kemungkinan besar telah melampaui batas,” katanya.

Dalam minggu yang penuh dengan rilis pembacaan pasar tenaga kerja, data menunjukkan berlanjutnya permohonan tunjangan pengangguran AS turun terbesar sejak Juli 2023.

Meskipun terjadi penurunan, klaim tunjangan penganggura yang berlanjut masih mendekati level tertinggi dalam dua tahun terakhir di tengah semakin banyaknya bukti melemahnya pasar tenaga kerja. Data tersebut mendahului laporan ketenagakerjaan bulanan pemerintah AS, yang diperkirakan menunjukkan peningkatan perekrutan pada November dan tingkat pengangguran bertahan di 3,9%.

“Jelas bahwa segala sesuatunya mengalami perubahan di pasar tenaga kerja, meskipun hanya sedikit. Terdapat peningkatan yang halus namun nyata dalam tingkat pengangguran, dan terus meningkat dalam klaim pengangguran yang berkelanjutan,” kata Liz Young, Head of Investment Strategy SoFi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper