Bisnis.com, JAKARTA – Kekayaan Prajogo Pangestu meningkat selama sebulan terakhir menuju US$24,4 miliar atau setara Rp377,83 triliun (kurs jisdor Rp15.485 per dolar AS). Raihan ini membuatnya duduk sebagai orang terkaya ke-2 di Indonesia dan juga ke-62 di dunia.
Kekayaan Prajogo Pangestu menyalip sejumlah nama besar, seperti Budi Hartono pemilik Grup Djarum, dan Anthoni Salim pemilik Grup Salim.
Berdasarkan data Bloomberg Billionaires Index, harta Prajogo Pangestu mencatatkan kenaikan sebesar US$6,4 miliar atau Rp99,1 triliun selama sebulan terakhir, dari posisi US$18 miliar per 31 Oktober menjadi US$24,4 miliar pada Sabtu (2/12/2023).
Jika ditarik lebih jauh, harta kekayaan Prajogo telah meningkat US$19,9 miliar atau melesat sebesar 440,9% sepanjang tahun berjalan (year-to-date/YtD).
Kenaikan harta tersebut membuat Prajogo duduk sebagai orang terkaya ke-2 di Indonesia versi Bloomberg. Posisinya berada di bawah bos PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) yakni Low Tuck Kwong yang memiliki kekayaan sebesar US$27,3 miliar.
Sementara itu, dengan kekayaan US$24,4 miliar, Prajogo telah menyalip posisi Budi Hartono pemilik PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) yang memiliki harta senilai US$21,7 miliar, Michael Hartono US$20,6 miliar, dan Anthoni Salim US$9,5 miliar.
Baca Juga
Seiring dengan kenaikan harta Prajogo Pangestu, beberapa saham miliknya seperti BREN, BRPT, TPIA, dan CUAN juga mencatatkan kenaikan harga selama sebulan terakhir ataupun sepanjang tahun berjalan.
Berdasarkan data RTI Business, saham PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) melesat 64,25% sebulan dan ditutup di level Rp6.800 pada perdagangan Jumat, (1/12/2023).
Adapun saham PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) mengalami koreksi sebesar 2,40% selama sebulan terakhir menuju posisi Rp1.015 per lembar. Kendati demikian, saham BRPT masih mengalami penguatan sebesar 34,44% sepanjang tahun berjalan.
Saham milik Prajogo lainnya yakni PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA) juga terkoreksi tipis 3% selama satu bulan terakhir menuju level Rp2.910. Namun, sepanjang tahun berjalan, saham TPIA masih bertengger di zona hijau dengan kenaikan 13,23%.
Terakhir, saham PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN) membukukan kenaikan 68,22% selama sebulan ke posisi Rp9.000 per lembar dan menguat 940,46% selama 6 bulan terakhir. Padahal, CUAN listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 8 Maret 2023 di harga IPO Rp220.
Berikut ini adalah sejumlah sumber cuan Prajogo Pangestu
1. Barito Pacific (BRPT)
Barito Pacific Timber adalah salah satu perusahaan pertama yang dimiliki oleh Prajogo Pangestu. Perusahaan ini awalnya berfokus pada industri pulp dan kertas di Indonesia, dan sudah berhasil menjadi salah satu pemain kunci.
Seiring berjalannya waktu, emiten dengan kode saham BPRT itu melakukan ekspansi ke bidang lain di antaranya petrokimia, agribisnis, dan energi sehingga menjadi holding bisnis Prajogo Pangestu.
2. Chandra Asri Petrochemical (TPIA)
Melalui ekspansi ke bidang petrokimia, Barito Group membentuk Chandra Asri Petrochemical, dengan Prajogo Pangestu sebagai pemilik saham mayoritas.
Tak ketinggalan, perusahaan yang menjadi salah satu pemasok petrokimia terbesar di Indonesia ini juga getol melakukan ekspansi.
Pada awal tahun ini TPIA sendiri telah merampungkan akuisisi PT Krakatau Daya Listrik (KDL) dan PT Krakatau Tirta Industri (KTI), di segmen infrastruktur dengan. Keduanya merupakan entitas usaha dari PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. (KRAS).
3. Petrindo Jaya Kreasi (CUAN)
PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN) juga merupakan salah satu perusahaan utama milik Prajogo Pangestu, yang berfokus pada sektor pertambangan mineral dan energi.
Perusahaan ini didirikan di Jakarta pada 2008 lalu yang mengelola dua konsesi tambang batu bara di Kalimantan dan pertambangan emas di Nusa Tenggara Barat melalui anak usahanya.
Melantai di bursa Maret 2023, CUAN juga gemar melakukan ekspansi di antarnya mengakuisisi sebagian saham PT Petrosea Tbk. (PTRO) di bidang kontrak tambang dan konstruksi tambang dan migas, serta baru saja menandatangani perjanjian jual beli bersyarat dengan anak usaha PT Indika Energy Tbk. (INDY) untuk kepemilikan 100 persen PT Multi Tambangjaya Utama.
4. Barito Renewables Energy (BREN)
PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) menjadi emiten ke-4 milik Prajogo Pangetu di Bursa Efek Indonesia.
Perusahaan ini memiliki fokus untuk menyediakan energi baru terbarukan, yang lebih ramah lingkungan dan dengan emisi yang lebih kecil.
Barito Renewables memulai operasionalnya melalui entitas anak perusahaannya, yakni Star Energy Geothermal Group, yang dikenal sebagai pemimpin dalam produksi listrik dari tenaga panas bumi.
Adapun, dari segmen panas bumi, Barito Grup juga akan menyelesaikan proyek Binary Power Plant Salak dalam waktu dekat dengan kapasitas sebesar 14 Megawatt (MW).
Saat ini secara grup, BREN mengoperasikan tiga aset panas bumi yang berlokasi di Jawa Barat, dengan total kapasitas terpasang sebesar 886MW, mewakili sekitar 38 persen pangsa pasar di Indonesia.