Bisnis.com, JAKARTA -- Negara produsen minyak yang tergabung dalam OPEC+ mengumumkan sepakat untuk melakukan pemangkasan produksi sukarela sebanyak 2,2 juta barel per hari (bph) untuk awal 2024. Negara yang akan melakukan pemotongan produksi suka rela itu dipimpin oleh Arab Saudi.
Arab Saudi, Rusia dan anggota OPEC+ lainnya, yang menghasilkan lebih dari 40% minyak dunia bertemu secara daring pada Kamis (30/11/2023) untuk membahas kebijakan pasokan. Langkah ini setelah harga minyak tergelincir turun dari level tertingginya kala pandemi yang mencapai US$127 per barrel pada Maret 2022 lalu.
Bandingkan dengan harga hari ini, pada pukul 14.16 WIB di terminal Bloomberg, harga minyak WTI dilaporkan pada level US$75,84 per barrel. Sedangkan jenis Brent pada level US$80,63 per barrel. Kondisi harga ini menunjukkan pelemahan secara berurutan -0,16% dan -0,28%.
Analis JP Morgan, Christyan Malek, menuturkan bahwa reaksi pasar menunjukkan ketidakpercayaan terhadap efektivitas pemangkasan tersebut. Pasalnya, harga minyak masih terus menurun.
"Penetapan kerangka kerja baru bagi setiap anggota untuk mencapai pengurangan produksi mencerminkan tingkat kepercayaan dan kohesi di antara para anggota; contohnya, fakta bahwa Brazil bergabung merupakan bukti kekuatan jumlah anggota OPEC+,” terangnya, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (1/12/2023).
Dalam pertemuan OPEC+ yang membahas mengenai produksi pada 2024, pasar minyak diperkirakan akan menghadapi potensi surplus. Kebijakan sukarela pemotongan 1 juta bph oleh Arab Saudi juga akan berakhir pada bulan depan.
Baca Juga
Setelah pertemuan, OPEC dalam pernyataanya menuturkan bahwa total pembatasan berjumlah 2,2 juta bph dari delapan produsen. Dalam angka ini, termasuk perpanjangan pemotongan sukarela dari Saudi dan Rusia, yakni sebesar 1,3 juta bph.
Pemotongan tambahan sebesar 900 ribu bph yang dijanjikan pada Kamis (30/11/2023), termasuk pengurangan ekspor bahan bakar sebesar 200.000 bph dari Rusia. Sisanya dibagi di antara enam anggota.
Wakil Perdana Menteri Rusia, Alexander Novak, mengatakan pemotongan sukarela Rusia akan mencakup minyak mentah dan produk.
Uni Emirat Arab (UEA) kemudian menyatakan setuju untuk mengurangi produksi sebesar 163.000 bph. Irak juga menyatakan akan melakukan pemotongan tambahan sebesar 220.000 bph pada kuartal I/2024.
Arab Saudi, Rusia, UEA, Irak, Kuwait, Kazakhstan, dan Aljazair adalah beberapa produsen yang mengatakan pemotongan akan dibatalkan secara bertahap setelah kuartal I/2024, dengan mempertimbangkan kondisi pasar.
Untuk diketahui, OPEC+ berfokus pada penurunan produksi lantaran harga minyak yang terus menurun. Kekhawatiran makin dalam seiring muncul perkiraan pertumbuhan ekonomi yang lebih lemah pada 2024 dan ekspektasi pasokan yang surplus.
“Fase terakhir dari pemulihan ekonomi akibat pandemi ini telah mereda dan seiring dengan meningkatnya efisiensi energi, perluasan armada kendaraan listrik, dan faktor struktural yang kembali muncul,” jelas Badan Energi Internasional (IEA), yang memperkirakan perlambatan pertumbuhan permintaan pada 2024.
OPEC+ juga mengundang Brasil, salah satu produsen teratas, untuk menjadi anggota grup tersebut. Menteri energi Brazil mengatakan berharap dapat bergabung pada bulan Januari 2024.
Pertemuan OPEC+ ini bersamaan dengan pembukaan KTT iklim COP28 Perserikatan Bangsa-Bangsa yang diselenggarakan oleh anggota OPEC, Uni Emirat Arab.