Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah hari ini dibuka lesu bersama pelemahan mayoritas mata uang Asia, setelah Amerika Serikat (AS) melaporkan pertumbuhan ekonomi kuartal III/2023 yang di atas perkiraan.
Berdasarkan data Bloomberg, Kamis (30/11/2023) pada 09.02 WIB, nilai tukar rupiah dibuka melemah 0,49% atau 75 poin ke Rp15.470 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback terhadap mata uang utama menguat 0,07% atau 0,08 poin ke 102,85.
Adapun dolar Taiwan melemah 0,31%, won Korea Selatan tergelincir 0,14%, ringgit Malaysia cenderung mendatar 0,0%, dan yuan China turun 0,09%. Di sisi lain, yen Jepang menguat 0,11% dan dolar Singapura juga naik 0,05% pada pagi ini.
Berdasarkan data estimasi kedua dari Biro Analisis Ekonomi AS yang dirilis Rabu (29/11/2023), ekonomi Amerika Serikat tumbuh sebesar 5,2% secara tahunan pada kuartal III-2023. Realisasi tersebut lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya sebesar 4,9% dan proyeksi para analis sebesar 5%.
Selain tingkat inflasi, pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu pertimbangan Bank Sentral AS, The Fed untuk kebijakan suku bunga.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menuturkan bahwa para pejabat The Fed menilai bank sentral perlu berhati-hati dalam mempertahankan suku bunga, dan melonggarkan kebijakan tersebut seiring dengan turunnya inflasi.
Baca Juga
Seiring dengan kondisi tersebut, penurunan tekanan harga secara lebih lanjut memungkinkan bank sentral AS tersebut berpeluang menurunkan tingkat suku bunga.
“Para pedagang memperkirakan setidaknya 40% kemungkinan bahwa The Fed akan menurunkan suku bunganya paling lambat pada Maret 2024, dan bank sentral akan mempertahankan suku bunga pada Desember,” ujarnya dalam riset harian, dikutip Kamis (30/11/2023)
Ibrahim menambahkan bahwa prospek perubahan sikap hawkish The Fed mendorong kenaikan kuat pada komoditas emas sepanjang bulan November. Selain itu, logam kuning tersebut kini diperkirakan akan bertambah lebih dari 3% pada bulan ini.
Dari sisi internal, utang pemerintah Indonesia kembali naik ke level Rp7.950,52 triliun pada Oktober 2023. Jumlah ini mengalami kenaikan Rp58,6 triliun dari periode September 2023 (month-to-month/mtm) yang tercatat sebesar Rp7.891,61 triliun.
Dikutip dari buku APBN Kita Edisi November 2023, rasio utang pemerintah pada Oktober 2023 mencapai 37,68% terhadap produk domestik bruto (PDB). Meski nilainya naik, rasio utang per Oktober 2023 lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 37,95 terhadap PDB.