Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Permintaan Menguat, Adaro Minerals (ADMR) Bakal Buka 3 Tambang Lagi

PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR) berencana membuka 3 tambang lagi untuk memenuhi permintaan dari pasar batu bara kokas.
Jajaran komisaris dan direksi PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR), perusahaan pertama yang listing di Bursa Efek Indonesia pada 2022, tepatnya pada Senin (3/1/2022). Istimewa
Jajaran komisaris dan direksi PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR), perusahaan pertama yang listing di Bursa Efek Indonesia pada 2022, tepatnya pada Senin (3/1/2022). Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR) berencana membuka 3 tambang lagi untuk memenuhi permintaan dari pasar batu bara kokas.

Sejauh ini perseroan melalui perusahaan anak telah mengoperasikan dua konsesi PKP2B, yaitu melalui PT Lahai Coal (LC) dan PT Maruwai Coal (MC).

MC merupakan satu-satunya konsesi yang menjalankan aktivitas produksi dan memproduksi batu bara kokas keras dari tambang Lampunut, sementara LC saat ini sedang melakukan optimalisasi tambang.

Sementara itu, ADMR masih memiliki kantung-kantung produksi batu bara dari Juloi Coal, Kalteng Coal dan Sumber Barito Coal. Masing-masing memiliki cadangan batu bara 55,5 juta ton, 17,7 juta ton dan 5,8 juta ton.

Direktur Adaro Minerals Indonesia Totok Azhariyanto menyatakan perseroan saat ini sedang ini sedang melakukan proses studi yang mendetail untuk 3 tambang dan eksplorasi lanjutan.

Dengan begitu, Adaro Minerals mampu melakukan pengembangan dan produksi yang mumpuni. ADMR, lanjutnya, saat ini sedang melakukan persiapan infrastruktur seperti hauling, penyimpanan bahan bakar hingga akomodasi karyawan.

Sementara itu, Wakil Presiden Direktur Adaro Minerals Indonesia Iwan dewono Budiyono mengatakan akan secara bertahap menaikkan produksi seiring penambahan permintaan dari industri.

“Kami berencana untuk meningkatkan produksi batu bara hingga 6 juta ton dari 2 tambang yang sudah berproduksi,” katanya.

Meski demikian dia tidak menutup kemungkinan adanya pembukaan tambang baru untuk memenuhi permintaan.

Direktur Adaro Minerals Indonesia Hendri Tamrin pun melihat bakal terjadi penguatan permintaan seiring perbaikan ekonomi secara global.

“Kami yakin untuk batu bara metalurgi sampai pertengahan tahun ini ada banyak negara melakukan pengetatan moneter. Tetapi dengan dilonggarakannya [suku bunga dan kebijakan moneter] ada potensi pertumbuhan ekonomi sehingga pasar dibuka,” ungkapnya.

Saat ini, Jepang masih menjadi konsumen utama dengan penyerapan 33%. Lalu disusul China 26% dan India 20%. Adapun kontribusi negara-negara lain mencapai 21%.

“Saat ini diversivikasi [tujuan ekspor] kami akan terus lakukan, kami fokus ke Jepang, China dan India. Pertumbuhan ekonomi ke depan kemungkinan Negara Asia Selatan dan Tenggara akan jadi pusat pertumbuhan,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper