Bisnis.com, JAKARTA — PT. Smartfren Telecom Tbk. (FREN) mengaku kegiatan merger atau penggabungan perusahaan dengan PT XL Axiata Tbk. (EXCL) masih dalam tahap pembahasan antar manajemen.
Presiden Direktur Smartfren Merza Fachys mengatakan manajemen Smartfren masih sangat berharap aksi korporasi ini akan terjadi.
“Ada banyak berita (merger) dinanti-nanti, sepertinya saya sama, sama menantinya,” ujar Merza pada public expose, Jumat (24/11/2023).
Menurut Merza, dengan adanya merger, hal tersebut akan membuat industri telekomunikasi menjadi lebih efisien dalam melayani masyarakat.
Lebih lanjut, Merza merasa merger ini merupakan upaya yang cukup efektif agar pemerintah lebih mudah untuk membagi dan mengefektifkan sumber daya spektrum frekuensi. Apalagi mengingat peningkatan adopsi jaringan 5G di tengah penurunan industri telekomunikasi.
Oleh karena itu, Merza mengatakan pemerintah cenderung mendorong upaya merger ini. “Sehingga kami yang tersisa ini cenderung didorong untuk melakukan konsolidasi,” ujar Merza.
Baca Juga
Namun, memang Merza tidak dapat memastikan jika upaya korporasi ini akan terjadi. Menurutnya, jika memang kedua manajemen berjodoh, hal ini akan terjadi. Akan tetapi sebaliknya, jika tidak menemukan titik temunya, merger akan sulit terjadi.
“Informasinya, kami dari manajemen belum mendapatkan informasinya,” ujar Merza.
Sebagai informasi, saat ini Smartfren mengalami peningkatan jumlah konsumen sebanyak 1,5 juta pelanggan baru. Pada semester I/2022, jumlah pelanggan Smartfren mencapai 34,7 juta dan meningkat hingga 36,2 juta pada semester II/2023.
Kemudian, pendapatan kotor Smartfren juga mengalami peningkatan dari Rp5,4 miliar pada semester I/2022 menjadi Rp5,5 miliar pada semester I/2023.