Bisnis.com, JAKARTA - Potensi window dressing pada akhir tahun mulai menunjukkan tanda-tanda dengan beberapa katalis pendukungnya. Salah satu katalis tersebut adalah gelaran kampanye calon presiden dan wakil presiden.
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menjelaskan potensi untuk terjadinya window dressing akhir tahun ini masih cukup besar.
Nico menjelaskan meskipun dunia diliputi oleh ketidakpastian, seperti inflasi yang tak kunjung berakhir, potensi kenaikan tingkat suku bunga, kenaikan harga minyak yang mendorong inflasi hingga akhir tahun, dan melambatnya prospek ekonomi China, tetapi fundamental Indonesia masih tetap kuat.
"Selain itu, fiskal berjalan Indonesia masih sehat, daya beli dan konsumsi masih terjaga, pertumbuhan kredit yang masih bertumbuh, dan terjaganya kinerja perusahaan dalam negeri membuat peluang terjadinya windows dressing," tutur Nico kepada Bisnis, Minggu (19/11/2023).
Hal tersebut ditambah juga dengan adanya kampanye calon presiden dan calon wakil presiden yang bisa memberikan peluang bagi pasar untuk mengalami kenaikan.
Dia melanjutkan terdapat beberapa sektor yang berpotensi mengalami kenaikan di tengah situasi dan kondisi yang cepat berubah. Sektor-sektor tersebut adalah perbankan yang menurutnya secara historis selalu menguat pada akhir tahun.
Baca Juga
Lalu, sektor infrastruktur dengan serapan anggaran yang akan terdorong maksimal, karena merupakan akhir periode pemerintahan. Sektor terakhir adalah consumer non-cyclical yang akan tetap terjaga kinerjanya akibat daya beli dan konsumsi.
Pilarmas Investindo Sekuritas memiliki beberapa saham pilihan di sektor-sektor tersebut seperti perbankan di saham BBCA, BBRI, BBNI, dan BMRI. Lalu untuk sektor consumer non-cyclical saham-saham yang menjadi top picks adalah saham INDF, ICBP, dan AMRT.
Adapun di sektor infrastruktur, saham EXCL, TLKM, dan JSMR menjadi top picks di sektor ini.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.