Bisnis.com, JAKARTA - Samuel Sekuritas menurunkan target Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada akhir tahun menjadi 7.100, dari 7.300. Penurunan target ini dilakukan mempertimbangkan beberapa faktor.
Analis Samuel Sekuritas Prasetya Gunadi bersama Tim Riset menuturkan Samuel Sekuritas menurunkan target IHSG akhir tahun 2023 menjadi 7.100, dari 7.300.
Samuel Sekuritas menjelaskan terdapat beberapa sentimen yang mempengaruhi gerak IHSG pada akhir tahun seperti berhentinya peningkatan suku bunga, ketegangan pemilu yang mulai mereda, dan investor domestik yang menopang IHSG.
Samuel Sekuritas melihat IHSG mendapatkan tekanan berat selama beberapa minggu terakhir akibat arus keluar modal asing yang besar di tengah ketidakpastian global, terutama risiko geopolitik Timur Tengah, sikap hawkish The Fed, tingginya imbal hasil Treasury AS, dan lemahnya pertumbuhan ekonomi global.
"Namun, kami yakin pasar telah mencapai titik terendahnya dan melambatnya laju inflasi inti AS dapat mendongkrak keyakinan pasar bahwa siklus kenaikan suku bunga Fed sudah berakhir," tulis Samuel Sekuritas, dikutip Minggu (19/11/2023).
Sentimen selanjutnya adalah ketegangan pemilu yang mulai mereda setelah KPU mengumumkan tiga pasang calon presiden dan wakil presiden pada pemilu tahun depan.
Baca Juga
Selanjutnya, yakni IHSG yang masih ditopang oleh investor domestik. Meskipun arus keluar asing dari IHSG cukup besar, mencapai Rp2 triliun sejak awal bulan, IHSG masih naik 1,6% sejak awal bulan atau month to date (MTD), yang menunjukkan minat yang kuat dari investor domestik saat rebound pasar obligasi baru-baru ini.
Adapun Samuel Sekuritas masih memberikan rating overweight untuk sektor-sektor yang terdampak pemilu seperti telekomunikasi, kebutuhan pokok konsumen, dan perbankan.
"Kami masih yakin sektor-sektor ini dapat memberikan pertumbuhan yang kuat pada kuartal mendatang, didukung oleh kampanye pemilu yang akan mendongkrak konsumsi domestik," kata Gunadi dan Tim Riset Samuel Sekuritas.
Samuel Sekuritas juga menyukai sektor properti, berkat valuasinya yang menarik karena saat ini diperdagangkan pada diskon 75% terhadap NAV, dan stimulus pengurangan pajak properti yang dapat membantu meningkatkan prapenjualan pada tahun 2024.
"Kami menambahkan CTRA ke dalam top picks kami karena komposisi produknya, dengan sebagian besar produknya dihargai di bawah Rp2 miliar dan prospek prapenjualan yang solid," tuturnya.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.