Bisnis.com, JAKARTA - Emiten batu bara PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) diketahui tengah mencari tambang nikel yang potensial untuk diakuisisi. Perusahaan terbuka berkerja sama dengan mitra strategis pada bisnis tersebut.
Chief Executive Officer Banpu Public Company Limited Somruedee Somphong, yang merupakan induk ITMG menuturkan pihaknya sangat terbuka untuk bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan Indonesia, untuk menjadi partner dalam proyek energi hijau dari hulu, midstream, hingga hilir. Di sektor mineral, ITMG juga mengincar bisnis nikel.
Akan tetapi, perempuan yang akrab disapa Som ini menuturkan jika nantinya ITMG mendapatkan tambang nikel, Banpu tidak akan mengintegrasikan tambang tersebut dengan produsen baterai Durapower.
"Durapower akan fokus memproduksi sel baterai di China, bagian selatan China," kata Som, dikutip Minggu (19/11/2023).
Selain itu, lanjutnya, merupakan hal yang tidak mungkin untuk memindahkan nikel Indonesia untuk diproduksi di negara lain. Dengan regulasi yang ada, ITMG tidak bisa mengirim nikelnya ke Durapower.
Namun, kata Som, apabila pihaknya beruntung, ITMG bisa bekerja sama dengan beberapa perusahaan di Indonesia. Dengan demikian, akan terdapat banyak value chain baterai secara keseluruhan.
Baca Juga
"Hal ini akan menciptakan nilai yang besar bagi ITMG, dan juga Banpu," tuturnya.
Sebelumnya, Direktur Komunikasi Korporat dan Hubungan Investor ITMG Yulius Gozali menuturkan perseroan sedang mencari tambang nikel yang potensial untuk diakuisisi.
Saat ini, ITMG sudah melakukan pembicaraan dengan sejumlah perusahaan nikel.
"Kami berencana diversifikasi bisnis nikel, dan saat ini sedang mencari tambang untuk diakuisisi," ucapnya.
Yulius menjelaskan, masuknya ITMG ke bisnis nikel merupakan upaya diversifikasi bisnis non-batu bara sekaligus membantu pengembangan ekosistem kendaraan listrik. Oleh karena itu, tambang yang akan diakuisisi nantinya diharapkan mampu menyediakan produk untuk bahan baku baterai.