Bisnis.com, JAKARTA – Emiten anyar milik konglomerat Prajogo Pangestu, PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) berhasil menyalip kapitalisasi pasar PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) di posisi ke-2 emiten terbesar di Bursa Efek Indonesia.
Berdasarkan data RTI Business, Jumat (17/11/2023), saham BREN terpantau menguat 5,70% atau 325 poin ke level harga Rp6.025 per saham hingga pukul 10.50 WIB. Sepanjang sesi, saham BREN bergerak pada rentang Rp5.675 hingga Rp6.100 per saham. Kapitalisasi pasar BREN tercatat tembus Rp806,06 triliun.
Sementara itu, saham BBRI terpantau melemah 0,48% atau 25 poin ke level harga Rp5.225 per saham. Per hari in pukul 10.50 WIB, kapitalisasi pasar BBRI sebesar Rp791,90 triliun, lebih rendah dari market cap BREN.
Padahal, berdasarkan data Bursa Efek Indonesia per Kamis (16/10/2023), BREN masih mencatatkan kapitalisasi pasar sebesar Rp763 triliun, lebih rendah dibandingkan dengan saham BBRI, yang tercatat sebesar Rp788 triliun.
Harga saham BREN yang bergerak di bidang energi baru terbarukan (EBT) itu telah melesat berkali-kali lipat setelah listing di BEI pada 9 Oktober 2023 di harga Rp780.
Kapitalisasi BREN yang bercokol di posisi kedua hari ini, telah melampaui market cap beberapa emiten seperti, PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) Rp636 triliun di posisi ke-4, dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) dengan kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp547 triliun.
Baca Juga
Selanjutnya, PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) di level Rp524 triliun, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) di level Rp351 triliun. Kemudian, PT Candra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA) sebesar Rp253 triliun, PT Astra International Tbk. (ASII) sebesar Rp236 triliun, dan PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) yang tercatat sebesar Rp83 triliun.
BREN sendiri baru resmi melantai di Bursa Efek Indonesia pada 9 Oktober 2023. BREN menawarkan saham sebanyak 4,01 miliar di harga Rp780 per saham. Hajatan IPO ini memberikan BREN dana segar sebesar Rp3,13 triliun.
Setelah resmi melantai BREN sendiri tercatat mencetak kenaikan saham hingga Auto Rejection Atas (ARA) 6 kali termasuk saat hari perdana perdagangannya.
Meskipun baru melantai di bursa, BREN sudah memberikan ancang-ancang aksi korporasi yang dilakukan termasuk rencana akuisisi atas perusahaan energi baru terbarukan baik di dalam negeri maupun luar negeri.
BREN juga mengumumkan Proyek Salak Binary milik anak usaha Star Energy Group Holdings Pte Ltd (STAR) menargetkan commercial operation date (COD) akhir 2023. Proyek Salak Binary dengan penambahan kapasitas sebesar 15 megawatt (gross) sudah mencapai milestone penting yaitu mechanical completion dengan total kemajuan mencapai 95,26 persen.
Selain melaporkan perkembangan Proyek Salak Binary, BREN melaporkan penambahan kapasitas atas unit pembangkit yang sudah beroperasi saat ini dengan melakukan proyek retrofit menggunakan teknologi mutakhir dan menambah kapasitas peralatan penunjang.
Daftar 10 Emiten Kapitalisasi Pasar Terbesar per 16 November 2023
- BBCA Rp1.108 triliun
- BBRI Rp768 triliun
- BREN Rp763 triliun
- BYAN Rp636 triliun
- BMRI Rp547 triliun
- AMMN Rp524 triliun
- TLKM Rp351 triliun
- TPIA Rp253 triliun
- ASII Rp236 triliun
- BBNI Rp183 triliun