Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah ke level 6.958 pada hari Kamis (16/11/2023). Saham milik Prajogo Pangestu BREN, BRPT, hingga CUAN turun ke zona merah pada hari ini.
IHSG tercatat turun 0,19 poin ke level 6.958 pada hari ini. IHSG tercatat diperdagangkan pada level 6.906-6.964 pada hari ini.
Sebanyak 218 saham bergerak ke zona hijau, 290 saham turun ke zona merah, dan 240 saham bergerak stagnan. Kapitalisasi pasar IHSG hampir menyentuh Rp11.000 triliun, yakni berada pada posisi Rp10.971 triliun.
Saham emiten Prajogo Pangestu PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) tercatat turun 0,44% pada perdagangan hari ini. Saham BREN turun ke level Rp5.700 hari ini.
Kemudian saham TLKM turun 0,28% ke level Rp3.540 per saham, dan saham BBNI turun 0,60% ke level Rp4.950 per saham.
Saham Prajogo Pangestu lainnya, yakni PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN) juga turun 3,27% ke level Rp6.650 per saham dan saham PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) juga turun 0,86% ke level Rp1.155 per saham. Saham milik Prajogo Pangestu lainnya, yakni TPIA ditutup stagnan pada level Rp2.920 per saham.
Baca Juga
Sementara itu, saham yang menguat dialami oleh BBCA yang naik 0,28% ke level Rp9.075, dan ASII yang naik 1,30% ke level Rp5.825 per saham.
Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas mengatakan indeks IHSG dan bursa regional Asia bergerak melemah yang tampaknya dipengaruhi sikap pelaku pasar yang mencermati pertemuan Presiden AS Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping di sela-sela KTT APEC.
Sebelumnya Presiden AS Biden mengatakan bahwa dia masih mempercayai Presiden Tiongkok Xi Jinping adalah seorang dictator. Biden juga menekankan perlunya kedua negara adidaya tersebut menghindari konflik, sementara Xi Jinping mengatakan bahwa dialog diperlukan karena mengabaikan satu sama lain adalah hal yang tidak realistis.
Pasar menilai pernyataan Presiden China tersebut suatu peringatan agar AS tidak mencampuri urusan China. Pasar berharap sindiran-sindiran yang dilakukan oleh petinggi negara tersebut tidak merusak hubungan kedua negara tersebut.
"Pasar berharap pertemuan tersebut dapat menghentikan hubungan pasang surut antara AS dan China," tulis Tim Riset Pilarmas Sekuritas, Kamis (16/11/2023).
Sentimen lainnya, yakni pasar diselimuti kondisi pertumbuhan ekonomi Jepang dengan Ekonomi Jepang yang terkontraksi 2,1% pada kuartal III/2023, yang mencerminkan rapuhnya pemulihan akibat ketidakpastian yang berasal dari kenaikan inflasi dan prospek perekonomian global yang suram.