Bisnis.com, JAKARTA - Emiten portofolio Low Tuck Kwong PT Samindo Resources Tbk. (MYOH) mencatatkan pertumbuhan kinerja di tengah rencana akuisisi emiten angkutan PT Transkon Jaya Tbk. (TRJA).
Corporate Secretary MYOH Ahmad Zaki Natsir menuturkan MYOH telah melakukan penandatanganan perjanjian jual beli bersyarat antara Samindo Resources dengan para pemegang saham pengendali Transkon Jaya atau TRJA pada 14 November 2023.
"Untuk harga masih dalam proses finalisasi. Mohon ditunggu informasi selanjutnya," kata Zaki dihubungi Bisnis, Kamis (16/11/2023).
Zaki melanjutkan MYOH akan mengambil alih saham TRJA milik PT Damai Investama Sukses dan PT MSJ Investama Abadi sejumlah 1,23 miliar (1.238.364.000) saham di dalam TRJA.
Dalam CSPA, lanjut Zaki, telah disepakati syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh para pihak dalam proses pengambilalihan saham TRJA, sebelum pengambilalihan diselesaikan sepenuhnya.
Zaki juga menjelaskan tujuan dari pengambilalihan saham pengendali TRJA adalah salah satu dari strategi pengembangan bisnis MYOH.
Baca Juga
"Akuisisi yang dilakukan akan mendiversifikasi layanan MYOH dan akan memperkuat posisi MYOH pada industri jasa pertambangan," tuturnya.
Sebagai informasi, saat ini sebanyak 570,7 juta saham atau 37,79 saham TRJA dimiliki oleh PT Damai Investama Sukses sebagai pengendali TRJA. Sementara itu, sebanyak 454 juta saham TRJA atau sebanyak 30,06% kepemilikan dimiliki oleh PT MSJ Investama Abadi.
Pemegang saham TRJA lainnya, yakni PT Aneka tercatat melepas kepemilikannya sebanyak 4,59 juta saham. Pelepasan ini membuat kepemilikan PT Aneka pada TRJA berkurang menjadi 150,28 juta saham atau sebesar 9,95% kepemilikan, dari sebelumnya sebesar 155,5 juta atau setara 10,3% kepemilikan.
Akan tetapi, tidak dijelaskan pada harga berapa per saham PT Aneka melepas sahamnya pada TRJA. Sisanya, sebesar 329,77 juta saham atau setara 21,8% kepemilikan dimiliki oleh masyarakat.
Kinerja MYOH
MYOH mencatatkan penurunan pendapatan, tetapi dengan laba bersih yang naik sepanjang 9 bulan 2023. MYOH mencatatkan laba bersih sebesar US$11,5 juta atau setara Rp184,18 miliar (kurs Jisdor Rp15.941 per dolar AS).
MYOH mencatatkan pendapatan US$94,87 juta atau setara Rp1,51 triliun hingga kuartal III/2023. Pendapatan ini turun 8,68% dari US$103,8 juta dibandingkan kuartal III/2023.
Pendapatan ini didorong oleh jasa pemindahan tanah dan pengambilan batu bara sebesar US$61,4 juta, jasa pengangkutan batu bara sebesar US$32,01 juta, dan jasa pengeboran, eksplorasi, dan lainnya sebesar US$1,44 juta.
Pendapatan ini didorong oleh pelanggan seperti PT Kideco Jaya Agung sebesar US$194,82 juta, dan PT Kumala Drilindo sebesar US$47.792.
Penurunan pendapatan ini diiringi oleh biaya pokok pendapatan yang juga turun menjadi US$79,4 juta. Biaya pokok pendapatan ini turun 6,34% secara tahunan dari US$84,8 juta.
Meski demikian, laba bruto MYOH juga ikut tergerus 19,11% menjadi US$15,4 juta, dari US$19 juta secara tahunan atau year on year (yoy).
Akan tetapi, laba bersih MYOH tercatat naik hingga 16,72% pada 9 bulan 2023. Laba bersih MYOH naik menjadi US$11,5 juta atau setara Rp184,8 miliar, dari US$98,9 juta secara tahunan. Sementara itu, laba per saham MYOH tercatat naik menjadi US$0,0052, dari US$0,0045 secara tahunan.
Adapun jumlah aset MYOH naik menjadi US$171,4 juta di akhir September 2023, dari US$169,4 juta di akhir Desember 2022.
Rinciannya, jumlah liabilitas turun menjadi US$18,07 juta di 30 September 2023, dari US$20,84 juta di 31 Desember 2022. Jumlah liabilitas jangka pendek MYOH selama 9 bulan 2023 sebesar US$14,63 juta, dengan liabilitas jangka panjang mencapai US$3,4 juta.
Sementara itu, jumlah ekuitas MYOH juga naik menjadi US$153,36 juta di akhir kuartal III/2023, dari US$148,6 juta di akhir 2022.