Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Update Harga Komoditas Hari Ini (13/11): Batu Bara dan CPO Menanjak

Harga batu bara dan CPO kompak menguat pada akhir perdagangan pekan lalu.
Aktivitas tambang batu bara di Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim, Sumatra Selatan. - Bisnis/Husnul Iga Puspita
Aktivitas tambang batu bara di Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim, Sumatra Selatan. - Bisnis/Husnul Iga Puspita

Bisnis.com, JAKARTA - Harga komoditas batu bara terus menguat selama empat hari berturut-turut pada akhir perdagangan pekan lalu. Sementara itu, harga crude palm oil (CPO) juga mengalami penguatan.

Berdasarkan data Bloomberg, harga batu bara ICE Newcastle kontrak Desember 2023 menguat 0,58% atau 0,75 poin ke level US$129,5 per metrik ton pada Jumat (10/11/2023). Kemudian, batu bara ICE Newcastle kontrak November 2023 juga menguat 0,20% atau 0,25 poin ke level US$123,25 per metrik ton.

Mengutip Reuters, Senin (13/11) badan perencana China pada Jumat (10/11) menuturkan bahwa produsen listrik tenaga batu bara akan mendapatkan jaminan pembayaran berdasarkan kapasitas mereka yang terpasang, terlepas dari seberapa banyak energi yang mereka hasilkan. 

Langkah ini akan mulai berlaku mulai 1 Januari 2024, bertujuan untuk memastikan pasar listrik stabil dan dilakukan ketika konsumen batubara terbesar di dunia ini semakin menjadi sorotan karena perluasan pembangkit listrik tenaga batubara di tengah-tengah upaya untuk mengatasi pemanasan global.

Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (National Development and Reform Commission/NDRC) menuturkan bahwa  pembangkit listrik tenaga batu bara di sebagian besar wilayah Cina akan dapat mengembalikan sekitar 30% dari biaya modal mereka antara tahun 2024-2025. 

Pembayaran kapasitas akan dihitung berdasarkan biaya tetap sebesar 330 yuan per kilowatt per tahun untuk pembangkit listrik tenaga batubara. Mulai tahun 2026, tingkat pembayaran kapasitas akan ditingkatkan menjadi setidaknya 50% di seluruh wilayah.

Berdasarkan catatan Bisnis, berdasarkan dara Kpler pertama kalinya Indonesia menyumbang 50% lebih dari total ekspor batu bara termal global selama periode Januari hingga Oktober 2023.

Secara berurutan, negara tujuan ekspor Indonesia secara berurutan adalah China dan Hong Kong, kemudian India, Filipina, Jepang, Korea Selatan dan Taiwan. Kunci pertumbuhan Indonesia sendiri adalah harga batu bara yang relatif rendah.

Afrika dan Canada diketahui akan melewatkan target emisi karbon pada 2030. India juga menunda larangan penjualan mobil bensin baru tahun 2030 selama lima tahun.

raksasa minyak dan gas global seperti BP, Shell, dan Exxon Mobil telah mengundurkan atau meninggalkan rencana beralih ke energi terbarukan. Eropa juga membuka kembali pembangkit listrik batu bara yang sudah tidak digunakan tahun lalu. 

China juga mengalami penumpukan stok batu bara ketika melonjaknya produksi dalam negeri dan pembelian impor. 

Harga CPO  

Harga crude palm oil (CPO) atau minyak kelapa sawit untuk kontrak Desember 2023 di bursa derivatif Malaysia menguat 52 poin menjadi 3,736 ringgit per metrik ton. Sementara, untuk kontrak November 2023 menguat 57 poin menjadi 3,677 ringgit per metrik ton.

Berdasarkan data Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOB) pada Jumat (10/11) stok minyak sawit Malaysia berada dalam level tertinggi pada empat tahun terakhir pada akhir Oktober 2023, meskipun ekspor lebih rendah dari perkiraan. 

Persediaan meningkat 5,84% dari September 2023 menjadi 2,45 juta metrik ton, dengan peningkatan enam bulan berturut-turut di negara produsen minyak sawit terbesar kedua di dunia tersebut. Terakhir kalinya persediaan melonjak ke level ini adalah pada September 2019.

Menurut seorang pedagang yang berbasis di Kuala Lumpur, persediaan diperkirakan mencapai puncaknya pada akhir bulan Oktober 2023, karena produksi yang menurun pada November 2023, akibat hujan yang menghambat panen. 

“Mulai bulan November, stok akhir mungkin mulai menurun, dan hal ini dapat menahan harga minyak sawit mentah agar tidak turun di bawah level 3.500 ringgit,” kata pedagang tersebut.

Kemudian,  Marcello Cultrera dari Apricus yang berbasis di Singapura menuturkan bahwa permintaan minyak kelapa sawit  menunjukkan peningkatan yang signifikan antara 100.000 hingga 170.000 ton dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya.

Menurutnya, Permintaan tersebut didukung oleh perbaikan paritas impor minyak sawit mentah dan margin impor negara tujuan secara berkala, sejalan dengan peningkatan konsumsi domestik. 

Sebelumnya berdasarkan catatan Bisnis, China melaporkan indeks harga konsumen (IHK) yang mengalami penurunan dan deflasi tingkat pabrik terus berlanjut pada Oktober 2023. 

Kemudian, Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) mengatakan bahwa adanya penjualan sebesar 909.500 metrik ton kedelai AS dari sektor swasta China, menandakan pembelian dalam sehari yang terbesar setidaknya sejak akhir Juli 2023. 

Berdasarkan data Bloomberg, Nilai tukar Ringgit terhadap Dolar pada penutupan Jumat (10/11) melemah 0,33%. Nilai tukar yang melemah menjadikan komoditas ini lebih menarik bagi pemegang mata uang asing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper