Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indosat (ISAT) Pacu Ekspansi ke Sektor Pertambangan dan Perkebunan

Emiten telekomunikasi PT Indosat Tbk. (ISAT) sudah merambah ke layanan smart mining dan smart plantation.
Bisnis Indonesia bersama dengan PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk. menggelar Festival Literasi Digital di Politeknik Negeri Kupang, Nusa Tenggara Timur pada Rabu (30/8/2023)/JIBI
Bisnis Indonesia bersama dengan PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk. menggelar Festival Literasi Digital di Politeknik Negeri Kupang, Nusa Tenggara Timur pada Rabu (30/8/2023)/JIBI

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten telekomunikasi PT Indosat Tbk. (ISAT) saat ini tidak hanya berpatok pada solusi konektivitas, melainkan juga solusi teknologi internet of things (IoT). ISAT juga merambah IoT di sektor pertambangan dan perkebunan.

AVP Industry Solution Indosat Afief Helmi Basir mengaku saat ini Indosat sudah mulai merambat ke layanan smart mining dan smart plantation.

“Kita memberikan layanan IoT, kita mencoba untuk memperluas, tidak hanya terbatas di konektivitas itu sendiri, kita mencoba memberikan layanan-layanan berupa solusi baik dari sektoral maupun industri,” ujar Afief pada paparannya, Rabu (8/11/2023).

Adapun perusahaan yang telah bekerja sama dengan Indosat adalah PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) dan PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) atau Antam.

Menurut Afief, kehadiran solusi teknologi IoT ini juga merupakan solusi dari mahalnya teknologi baru tersebut. Alhasil, diharapkan dengan bekerja sama dengan Indosat, perusahaan pertambangan dapat mengurangi belanja modal (capex) yang harus dikeluarkan pada awal produksi.

“Jadi kita beri layanan act on services. Jadi kita coba minimalisasi investasi capex ini di depan dengan memberikan layanan yang tentunya connectivity menjadi act on services,” ujar Afief.

Afief melanjutkan, saat ini Indosat telah menyediakan layanan seperti CCTV, smart tracking system, smart monitor, dan lain sebagainya. 

Sebagai informasi, sebelumnya Ketua Umum Asosiasi IoT Indonesia Teguh Prasetya mengatakan target IoT pada 2025 mencapai US$40 miliar atau sekitar Rp626,4 triliun dengan 678 juta perangkat.

Lebih lanjut, Teguh juga mengatakan pada 2045 ditargetkan setiap penduduk Indonesia memiliki sekitar 22 perangkat Internet of Things. Hal ini pun termasuk smart wearable, wireless headphone, lampu pintar, dan lain sebagainya.

Kemudian, ujar Teguh, pendidikan IoT juga harus dilakukan sembari dini, sehingga ketika sudah SMA atau kuliah, para pelajar sudah bisa menciptakan solusi untuk IoT.

“Seharusnya pendidikan IoT ini sebisa mungkin ada di tingkat dasar kita pengen ini jadi kurikulum. Target kita ke sana,” ujar Teguh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper