Bisnis.com, JAKARTA — Mata uang rupiah diprediksi mampu berada di level Rp15.525 per dolar AS dengan sejumlah katalis, terutama ekspektasi The Fed yang tidak akan menaikkan suku bunga hingga akhir tahun, alih-alih rilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III/2023.
Senior Economist PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Rully Arya Wisnubroto menjelaskan data pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal III/2023 yang lebih rendah dibandingkan kuartal II/2023 tidak secara langsung mempengaruhi pergerakan rupiah.
“Perlambatan lebih disebabkan oleh faktor musiman dan high base di kuartal III/2022,” katanya kepada Bisnis, Senin (6/11/2023).
Menurut Rully, secara umum kondisi ekonomi domestik masih cukup baik, ditopang oleh aktivitas ekonomi di dalam negeri, dan juga ditopang oleh aktivitas di sektor dan daerah yang terkait dengan program hilirisasi.
Sementara itu, pada penutupan perdagangan hari ini, rupiah menguat 1,20% terhadap dolar AS. Rupiah menanjak naik 188,5 poin ke posisi Rp15.539 per dolar AS. Penguatan rupiah ini terjadi tiga hari perdagangan atau sejak Kamis (2/11/2023).
Penguatan rupiah ini, kata Rully, lebih karena imbas kondisi global, terutama karena laporan Job Amerika Serikat yang hasilnya lebih lemah atau kurang baik daripada yang diharapkan oleh para analis ekonomi atau pasar. Alhasil, kondisi tersebut mendorong ekspektasi bahwa The Fed tidak akan menaikkan suku bunga lagi.
Baca Juga
“Dan kalau data ekonomi AS terus memburuk, semakin baik untuk mata uang global termasuk rupiah, dengan dolar melemah. Rupiah akhir tahun mungkin di sekitar Rp15.525 per dolar AS,” katanya.
Pada pemberitaan Bisnis sebelumnya, Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III/2023 tercatat mencapai 4,94% (year-on-year/YoY). Capaian produk domestik bruto (PDB) kuartal III/2023 lebih rendah dibandingkan kuartal II/2023, yaitu 5,17%
Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar menjelaskan bahwa produk domestik bruto (PDB) kuartal III/2023 atas dasar harga berlaku mencapai Rp5.296 triliun. Adapun, PDB berdasarkan harga konstan mencapai Rp3.124,9 triliun.
“Jika dibandingkan kuartal III/2022 atau yoy, maka ekonomi Indonesia pada kuartal III/2023 tumbuh 4,94%,” ujarnya, Senin (6/11/2023).
Pada kuartal III/2023, dia mengatakan perekonomian Indonesia secara kuartalan (quarter-to-quarter/qtq) tercatat tumbuh 1,69% persen. Secara tahunan (yoy), Indonesia tidak mampu menjaga pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen yang telah terjadi selama 8 kuartal berturut-turut.