Bisnis.com, JAKARTA – Laba bersih emiten unggas, PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA) turun hingga kuartal III/2023, menjadi sebesar Rp937,25 miliar. Adapun konsensus analis di Bloomberg didominasi rekomendasi beli untuk saham JPFA.
Berdasarkan konsensus data Bloomberg Terminal per 6 November 2023, sebanyak 12 analis atau 70,6% merekomendasikan beli saham JPFA. Sementara itu, 3 analis atau 17,6% merekomendasikan tahan, dan 2 analis atau 11,8% merekomendasikan jual.
Target harga saham JPFA selama 12 bulan ke depan berada di level Rp1.426 dengan harga terakhir di level Rp1.235. Sementara itu, peluang return atau imbal hasil JPFA sebesar 15,5%.
Beberapa rekomendasi beli atau buy saham JPFA datang dari analis Indo Premier Sekuritas dengan target harga atau target price (TP) di level Rp1.850 dan Succorinvest Central Gani dengan TP Rp1.670. Phillip Sekuritas Indonesia dan Mandiri Sekuritas juga merekomendasikan buy dengan TP Rp1.600.
Selain itu, rekomendasi tahan atau hold datang dari analis DBS Bank dan NH Korindo Sekuritas Indonesia dengan TP di level Rp1.400. Sedangkan, salah satu rekomendasi jual atau sell datang dari Sinarmas Sekuritas dengan TP Rp1.070.
Di sisi lain, dalam laporan keuangan di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Jumat (3/11/2023). laba bersih JPFA turun 34,37% secara year-on-year (YoY) menjadi Rp937,25 miliar, dibandingkan periode sama 2022 sebesar Rp1,42 triliun.
Baca Juga
Pada saat bersamaan, JPFA membukukan kenaikan penjualan neto 2,64% YoY menjadi Rp37,76 triliun, dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp36,79 triliun.
Seiring kenaikan pendapatan, beban pokok JPFA naik 3,90% YoY menjadi Rp31,84 triliun dibandingkan kuartal III/2022 sebesar Rp30,64 triliun.
Alhasil, laba bruto perseroan turun 3,62% YoY menjadi Rp5,92 triliun, dibanding periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp6,14 triliun.
Adapun, kas dan setara kas akhir periode JPFA naik 18,48% menjadi Rp1,44 triliun, dibandingkan periode sama 2022 sebesar Rp1,21 triliun.
Berdasarkan neraca, total aset perseroan naik menjadi Rp34,84 triliun hingga 30 September 2023, dibandingkan posisi akhir Desember 2022 sebesar Rp32,69 triliun.
Liabilitas perseroan naik menjadi Rp20,69 triliun dibandingkan periode akhir 2022 sebesar Rp19,03 triliun. Sedangkan ekuitas perseroan naik menjadi Rp14,14 triliun, dibandingkan Desember 2022 sebesar Rp13,65 triliun. (Daffa Naufal Ramadhan)
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.