Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Beras Naik jadi Biang Keladi Turunnya Penjualan Sido Muncul (SIDO)

Kenaikan harga beras hingga 20% disebut menjadi biang keladi turunnya penjualan Sido Muncul sepanjang Januari – September 2023.
Sebuah iklan Tolak Angin produksi PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk. (SIDO) terpampang di sebuah warung pinggir jalan di Jakarta, Minggu (16/2/2014). Bloomberg/Dimas Ardian
Sebuah iklan Tolak Angin produksi PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk. (SIDO) terpampang di sebuah warung pinggir jalan di Jakarta, Minggu (16/2/2014). Bloomberg/Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA – Manajemen PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. (SIDO) menyatakan kenaikan harga beras telah membuat daya beli masyarakat terhadap produk perseroan melemah sepanjang kuartal III/2023.

Hasilnya, penjualan SIDO selama periode Januari – September 2023 menurun 9,66 persen secara tahunan (year-on-year/YoY) menjadi Rp2,36 triliun.

Manajemen menyebutkan turunnya kinerja penjualan SIDO sejalan dengan lemahnya daya beli masyarakat pada kuartal III/2023 akibat kenaikan harga beras hingga 20%, yang akhirnya menyebabkan peningkatan inflasi pangan pada periode tersebut.

“Kenaikan harga beras berdampak pada penurunan permintaan produk kesehatan konsumen, karena konsumen saat ini lebih selektif dalam berbelanja dibandingkan triwulan sebelumnya,” tulis manajemen SIDO dalam siaran pers, Senin (30/10/2023).

Dalam pandangan manajemen, saat ini pelanggan cenderung mengarahkan prioritas ke kategori makanan dan transportasi sebagai daftar belanja utama.

Kendati penjualan menurun, manajemen SIDO menyatakan bahwa perseroan tetap mampu mempertahankan pangsa pasar. Tolak Angin disebut meraih peningkatan pangsa pasar sebesar 1,4% menjadi 73% selama Januari – September 2023.

“Hal ini menunjukkan ketahanan kekuatan ekuitas merek yang solid, mencerminkan loyalitas pelanggan yang terus memilih Tolak Angin sebagai solusi utama untuk mencegah masuk angin,” tulis penjelasan manajemen Sido Muncul.

Sementara itu, tantangan penjualan saat ini dipandang perseroan sebagai tantangan jangka pendek, yang akan teratasi seiring dengan membaiknya daya beli pelanggan.

Secara rinci, seluruh segmen penjualan SIDO turun pada kuartal III/2023. Segmen jamu herbal dan suplemen merosot 12,13% YoY menjadi Rp1,45 triliun, segmen makanan dan minuman turun 2,64% YoY ke Rp820,39 miliar, dan farmasi anjlok 25,55% menuju Rp85,41 miliar.

Seiring turunnya penjualan, beban pokok penjualan juga menurun 9,95% YoY menuju posisi Rp1,09 triliun. Dengan demikian, laba kotor perseroan sepanjang Januari – September 2023 tembus Rp1,26 triliun atau turun 9,41%.

Selanjutnya, setelah diakumulasikan dengan berbagai beban dan pendapatan lain, SIDO mencatatkan laba bersih kuartal III/2023 sebesar Rp586,57 miliar atau ambles 18,58% YoY. Adapun laba per saham juga turun dari Rp24,01 menjadi Rp19,55 per saham. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper