Bisnis.com, JAKARTA – Kinerja penjualan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. (SIDO) tertekan sepanjang Januari – September 2023. Hal ini pun membuat laba bersih produsen Tolak Angin ini ambles 18,58% secara tahunan.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2023, SIDO meraih penjualan senilai Rp2,36 triliun pada kuartal III/2023. Capaian ini turun 9,66% secara tahunan (year-on-year/YoY).
Turunnya penjualan SIDO dikontribusikan oleh segmen jamu herbal dan suplemen yang merosot 12,13% YoY menjadi Rp1,45 triliun, sementara segmen makanan dan minuman turun 2,64% YoY ke Rp820,39 miliar, dan farmasi anjlok 25,55% menuju Rp85,41 miliar.
Manajemen Sido Muncul menyatakan penurunan kinerja penjualan sejalan dengan lemahnya daya beli masyarakat pada kuartal III/2023 akibat kenaikan harga beras hingga 20%, yang kemudian menyebabkan peningkatan inflasi pangan pada periode tersebut.
“Kenaikan harga beras berdampak pada penurunan permintaan produk kesehatan konsumen, karena konsumen saat ini lebih selektif dalam berbelanja dibandingkan triwulan sebelumnya,” tulis manajemen SIDO dalam siaran pers, Senin (30/10/2023).
Seiring turunnya penjualan, beban pokok penjualan juga menurun 9,95% YoY menuju posisi Rp1,09 triliun. Dengan demikian, laba kotor perseroan sepanjang Januari–September 2023 tembus Rp1,26 triliun atau turun 9,41%.
Baca Juga
Selanjutnya, setelah diakumulasikan dengan berbagai beban dan pendapatan lain, SIDO mencatatkan laba bersih kuartal III/2023 sebesar Rp586,57 miliar atau ambles 18,58% YoY. Adapun laba per saham juga turun dari Rp24,01 menjadi Rp19,55 per saham.
Di sisi lain, hingga kuartal III/2023, SIDO membukukan total aset sebesar Rp3,75 triliun atau turun 8,06% year-to-date (YtD), sementara liabilitas merosot 40,02% YtD menjadi Rp345,46 miliar, dan ekuitas mencapai Rp3,4 triliun atau turun 2,81% YtD.
Adapun arus kas setara kas pada akhir periode September 2023 mencapai Rp783,19 miliar, atau menurun sebesar 8,69 % YoY dari posisi sebelumnya Rp857,69 miliar.