Bisnis.com, JAKARTA — Emiten rokok PT Bentoel Internasional Investama Tbk. (RMBA) mencatatkan kinerja positif dengan membukukan kenaikan pendapatan dan laba bersih sepanjang semester I/2023, di tengah rencana delisting atau go private perusahaan di tahun ini.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2023, penjualan Bentoel naik 27,38% menjadi Rp4,31 triliun pada Januari—Juni 2023, dibandingkan dengan Rp3,38 triliun pada periode yang sama di tahun sebelumnya.
Penjualan ke pihak ketiga pada semester I/2023 tercatat sebesar Rp3,10 triliun, naik 40,6% dibandingkan dengan Rp2,20 triliun pada semester I/2022. Penjualan ke pihak berelasi, termasuk perusahaan di bawah British American Tobacco (BAT) Group, juga naik 2,63% sehingga menjadi Rp1,20 triliun, dari sebelumnya Rp1,17 triliun.
Naiknya penjualan Bentoel diikuti dengan meningkatnya beban pokok penjualan perseroan sebesar 19,79% yoy menjadi Rp3,53 triliun, dari Rp2,97 triliun. Kenaikan terutama disumbang oleh bertambahnya beban pita cukai dan PPN terkait sebesar 46,63% dari Rp1,30 triliun menjadi Rp1,91 triliun.
Beban bahan baku yang digunakan juga naik 2,95% yoy menjadi Rp1,28 triliun dari sebelumnya Rp1,25 triliun. Adapun laba kotor Bentoel tercatat melesat 78,56% menjadi Rp779,73 miliar, dibandingkan dengan Rp436,66 miliar pada periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Alhasil, perseroan mampu membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp35,49 miliar atau naik 121,83% dari sebelumnya Rp16 miliar pada semester I/2022.
Baca Juga
Adapun hingga semester I/2023, jumlah aset RMBA mengalami peningkatan menjadi Rp9,33 triliun per 30 Juni 2023, dari Rp8,87 triliun di akhir 2022.
Sementara itu, liabilitas perseroan juga tercatat naik menjadi Rp2,56 triliun di 30 Juni 2023, dari Rp2,14 triliun pada Desember 2022.
Untuk diketahui, Bentoel Internasional Investama berencana akan segera angkat kaki dari Bursa Efek Indonesia (BEI) atau melakukan delisting. Namun, perseroan masih mengalami kendala dalam proses delisting tersebut.
Direktur Bentoel Internasional Investama Dinar Shinta menuturkan rencana hengkangnya Bentoel ini sudah diutarakan dari tahun lalu, namun hingga kini belum rampung dilaksanakan. Kendati demikian, Dinar memastikan jika proses delisting ini masih terus berjalan.
“Betul, intensi kita untuk proses delisting tetap berjalan. Saat ini prosesnya sudah berjalan," tutur Dinar dalam public expose di kawasan Gatot Subroto, Jakarta Selatan pada Senin (5/6/2023).
Di sisi lain, Dinar menyebutkan RMBA menemukan beberapa kendala dalam proses penyelesaian delisting ini. Meskipun, Dinar tidak merinci kendala yang dihadapi, maupun perkiraan proses delisting ini akan selesai.
Adapun hingga Bentoel saat ini dikuasai oleh British American Tobacco (BAT), yang masih menjadi pemegang saham utama produsen rokok dengan merek dagang Dunhill dan Lucky Strike ini. Hanya tersisa sebanyak 0,04 persen jumlah kepemilikan saham tersebut di masyarakat.
Dinar mengklaim perseroan kini tidak mengetahui secara pasti kehadiran ataupun keberadaan pemilik saham ini.
"Untuk pemegang saham yang tidak diketahui kehadirannya atau keberadaannya, kita sudah mendatangi dan mereka tidak memberikan respons. Jadi kami meminta bantuan pihak ketiga. Jadi prosesnya masih terus berlanjut, kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan prosesnya," tambah Dinar kala itu.