Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak dunia terpantau melemah pada perdagangan Senin (16/10) di tengah ketegangan konflik di Timur Tengah dan Amerika Serikat (AS) yang berupaya mencegah krisis dari peperangan tersebut.
Pada perdagangan Senin (16/10/2023) pukul 15.40 WIB, harga minyak WTI kontrak November 2023 urun 0,6% atau 0,53 poin menjadi US$87,16 per barel. Harga minyak Brent kontrak Desember 2023 terkoreksi 0,78% atau 0,71 poin ke US$90,18 per barel.
Mengutip Bloomberg, Senin (16/10) minyak diperdagangkan dalam kisaran sempit, sementara Israel juga belum meluncurkan serangan darat ke Jalur Gaza. Negeri Paman Sam juga diketahui meningkatkan upaya untuk mencegah krisis ini.
Harga minyak brent diperdagangkan mendekati US$91 per barel, setelah melonjak hampir 6 persen pada Jumat (13/10) untuk membatasi kenaikan mingguan yang besar.
Adapun, selama akhir pekan pejabat AS juga bergegas untuk berbicara dengan negara-negara Timur Tengah untuk mengatasi konflik. Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, juga kembali ke Israel pada hari Senin (16/10) dan Presiden Joe Biden juga sedang mempertimbangkan perjalanan Israel dalam beberapa hari mendatang.
Pasar minyak mentah global diketahui telah terpaku pada konfrontasi ini setelah serangan awal Hamas terhadap Israel, di tengah kekhawatiran bahwa negara-negara lain, terutama Iran mungkin akan ikut terlibat.
Baca Juga
Kemudian, ketidakstabilan atau eskalasi pertempuran di Timur Tengah juga dapat membahayakan aliran minyak mentah dari wilayah tersebut yang menyumbang sekitar sepertiga dari pasokan global, sehingga dapat lebih memperketat pasar.
Direktur penelitian komoditas pertambangan dan energi di Commonwealth Bank of Australia, Vivek Dhar, dalam merujuk pada upaya diplomatik AS di Timur Tengah, mengungkapkan bahwa ia terkejut jika diplomasi berhasil.
“Sulit untuk melihat bagaimana Israel menunda invasi daratnya tanpa batas waktu,” ungkapnya.
Blinken juga akan kembali ke Israel secara mendadak atau tidak terencana hari ini, setelah berbicara dengan para pejabat-pejabat Arab, termasuk dengan pemimpin OPEC+ Arab Saudi.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amirabdollahian juga memperingatkan bahwa ada risiko konflik menyebar jika Israel melanjutkan serangannya. Dapat diketahui bahwa Tehran adalah pendukung utama Hamas, dan juga mendukung kelompok Hezbollah di selatan Lebanon.
Dengan adanya ribuan tentara Israel berkumpul di dekat Gaza, pemerintahan Biden juga telah memperkuat kehadiran militer AS di wilayah tersebut.
Kelompok penyerang kapal induk USS Eisenhower juga telah dikirim ke Mediterania timur untuk bergabung dengan USS Gerald Ford, yang dikirim tak lama setelah serangan Hamas.