Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah hari ini berpeluang melemah akibat fluktuasi di pasar keuangan global termasuk dolar AS setelah eskalasi perang Israel vs Hamas yang meluas.
Kemarin (9/10/2023), nilai tukar rupiah berakhir melemah 0,51 persen atau 79 poin ke level Rp15.692 per dolar AS.
Direktur Utama PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menilai tren pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terjadi seiring dengan memanasnya kawasan Timur Tengah usai kelompok Hamas Palestina mengirim serangan dadakan ke Israel pada Sabtu (7/10/2023).
Kondisi ini pun dikhawatirkan dapat memicu kenaikan harga minyak mentah dunia. Ketika harga minyak dunia melesat, lanjut Ibrahim, maka Indonesia perlu mengeluarkan dana yang lebih besar untuk mengimpor minyak mentah.
"Jika ketegangan ini berlanjut, maka biaya impor akan semakin mahal dan berarti BBM non subsidi akan semakin mahal. Kalau bahan bakar dinaikan, harga komoditas dalam negeri akan relatif lebih mahal. Hal ini yang membuat rupiah kembali melemah," tutur dia ketika dihubungi Bisnis, dikutip Selasa (10/10/2023).
Adapun, Ibrahim memprediksi bahwa sentimen konflik Israel dan Palestina akan membuka potensi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah menuju ke kisaran Rp15.800 pada pekan ini.
Baca Juga
Untuk hari ini, nilai rupiah diprediksi cenderung fluktuatif namun berpeluang ditutup melemah di rentang Rp15.680- Rp15.760 per dolar AS.
Di hubungi terpisah, Pengamat Pasar Keuangan Ariston Tjendra mengatakan bahwa terdepresiasinya rupiah terhadap mata uang AS juga menjadi imbas dari membaiknya data ekonomi AS, misalnya seperti data tenaga kerja AS yang berada di atas ekspektasi.
"Hasil ini mengindikasikan kondisi ketenagakerjaan AS masih solid dan mendukung kebijakan suku bunga tinggi AS untuk mengendalikan atau menurunkan inflasi ke target 2 persen," sambungnya.
Selain itu, menguatnya indeks dolar AS juga ditopang oleh sentimen konflik kelompok Hamas Palestina dan Israel yang telah menyebabkan jatuhnya ribuan korban jiwa. Kondisi ini akan membuat pelaku pasar mengantisipasi kemungkinan adanya eskalasi konflik.
Mengutip Reuters, Selasa (10/10/2023), dolar AS tampak melemah pada awal perdagangan Selasa di Asia seiring dengan ekspektasi suku bunga AS dan penurunan imbal hasil obligasi AS karena investor mendeteksi adanya sedikit perubahan dovish dalam nada bicara pejabat Federal Reserve.
Investor juga bersiap menghadapi konflik berkepanjangan setelah serangan akhir pekan oleh militan Palestina, dan pembalasan Israel, yang telah merenggut lebih dari 1.500 nyawa.
Kendati demikian, komentar dari dua pejabat Fed membalikkan keadaan mengenai perkiraan suku bunga AS, setelah mencatat aksi jual obligasi pemerintah AS baru-baru ini mungkin pejabat Th Fed mempertimbangkan untuk meniadakan kenaikan suku bunga lebih lanjut.
Simak pergerakan nilai tukar rupiah hari ini secara live.
Rupiah ditutup melemah 0,30 persen atau 46,50 poin ke posisi Rp15.738,50 per dolar AS pada akhir perdagangan.
Di sisi lain, indeks dolar AS menguat 0,03 persen atau 0,03 poin ke 106,11.
Rupiah terdepresiasi 0,18 persen atau 29 poin ke Rp15.721 per dolar AS pada 12.12 WIB.
Adapun indeks dolar AS menguat 0,06 persen atau 0,07 poin ke 106.15.
Rupiah berbalik melemah 0,09 persen atau 14 poin ke Rp15.706 per dolar AS pada 10.47 WIB.
Di sisi lain, indeks dolar AS juga melemah 0,02 persen atau 0,02 poin ke 106,06.
Rupiah dibuka menguat 0,08 persen atau 13 poin ke Rp15.679 per dolar AS pada awal perdagangan.
Sementara itu, indeks dolar AS turun 0,05 persen atau 0,05 poin ke 106,03.