Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Ditutup Melemah ke Level Rp15.634 saat Dolar AS Loyo

Nilai tukar rupiah ditutup melemah ke Rp15.634 pada perdagangan hari ini, Rabu (4/10/2023), kompak dengan indeks dolar AS yang juga loyo ke posisi 106,97.
Karyawati menghitung mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat (AS) di tempat penukaran uang asing di Jakarta, Senin (14/8/2023). Bisnis/Suselo Jati
Karyawati menghitung mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat (AS) di tempat penukaran uang asing di Jakarta, Senin (14/8/2023). Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah pada hari ini, Rabu (4/10/2023). Pada saat bersamaan dolar AS turut melemah.

Mengutip data Bloomberg, rupiah ditutup melemah 54 poin atau 0,36 persen menuju level Rp15.634 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS ikut turun 0,03 persen ke 106,97.

Sementara itu, mata uang lain di kawasan Asia mayoritas ditutup melemah. Won Korea, semisal, melemah 0,19 persen, yuan China menguat 0,19 persen, dan rupee India melemah 0,05 persen. Selanjutnya ringgit Malaysia melemah 0,19 persen dan baht Thailand turun 0,11 persen.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan investor mulai mengantisipasi kebijakan moneter restriktif dalam jangka waktu yang lebih lama. Hal ini dikarenakan ketahanan ekonomi yang luas, sehingga makin memperkuat posisi greenback di pasar mata uang global.

“Hal tersebut dibarengi dengan pandangan hawkish dari Federal Reserve dan imbal hasil treasury tertinggi dalam 16 tahun,” ujarnya dalam riset yang dipublikasikan, Rabu (4/10/2023).

Di sisi lain, kenaikan harga minyak yang tidak terkendali dalam beberapa bulan terakhir turut menimbulkan kekhawatiran bagi negara-negara nonpenghasil minyak. Menurutnya, kondisi tersebut akan membuat perekonomian menghadapi beban berat pada akhir tahun ini.

Dari sisi domestik, Ibrahim memandang pelaku pasar tampak wait and see menunggu kepastian jelang tahun politik. Terlebih, dua dari bakal calon presiden belum mengumumkan siapa yang akan maju sebagai pendamping masing-masing calon.

“Sikap wait and see ini berkaitan erat dengan kebijakan di masa depan. Pelaku pasar perlu mengetahui kebijakan seperti apa yang kira-kira terjadi di Indonesia ke depan dengan melihat bakal calon presiden ataupun memproyeksi siapa calon terkuat,” tuturnya.

Sementara itu, PMI Manufaktur Indonesia pada September 2023 berada di level 52,3 atau turun dari posisi Agustus yang berada di 53,9. Meskipun melemah, PMI manufaktur bulan lalu diklaim masih berada di zona ekspansi karena munculnya permintaan baru dan ekspor yang meningkat.

Secara keseluruhan sentimen bisnis masih terjaga positif pada September 2023 dengan masing-masing indeks yang berada di atas level 50,0.  Kendati demikian, pemerintah akan terus memonitor dan memitigasi berbagai risiko dan ketidakpastian global ke depan.

Ibrahim memperkirakan mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif pada perdagangan besok, Kamis (5/10/2023), tetapi ditutup melemah pada rentang Rp15.620 hingga Rp15.700. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper