Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,30 persen atau 20,57 poin ke level 6.940 pada perdagangan Selasa (3/10/2023). Saham UNTR, GOTO, hingga ADRO turun ke zona merah hari ini.
Berdasarkan data Bloomberg, sebanyak 193 saham menguat, 331 saham melemah, dan 226 saham stagnan. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada kisaran 6.940-6.992. Kapitalisasi pasar tercatat turun menjadi Rp10.357 triliun.
Saham-saham energi seperti PT United Tractors Tbk. (UNTR) turun 3,31 persen atau 925 poin ke level Rp27.000 pada penutupan hari ini. Selain UNTR, saham MEDC turun 3,21 persen ke level Rp1.510. Selain itu, saham ADRO juga turun 4,27 persen ke level Rp2.690 pada perdagangan hari ini.
Saham emiten teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) juga turun 2 poin atau 2,35 persen ke level Rp83 per saham pada penutupan perdagangan hari ini. Selain itu, saham MDKA juga turun signifikan, yakni 5,62 persen ke level Rp2.520 pada hari ini.
Sementara itu, saham-saham seperti BBCA, AMMN, dan BBRI naik ke zona hijau hari ini. Saham BBCA menguat 1,38 persen, AMMN naik 3,28 persen, dan saham BBRI naik 0,48 persen.
Begitu pula saham PGEO yang naik 4,67 persen hari ini, BRPT naik 3,01 persen, dan BBNI naik 1,21 persen.
Baca Juga
Adapun riset dari Pilarmas Investindo Sekuritas mengatakan IHSG dan bursa regional Asia dibayangi sikap pelaku pasar yang menilai The Fed masih menaikkan suku bunga acuannya. Hal ini seiring dengan pernyataan Presiden Federal Reserve Bank of Cleveland Loretta Mester yang mengatakan The Fed kemungkinan perlu menaikkan suku bunga sekali lagi di tahun ini, kemudian mempertahankannya pada tingkat yang lebih tinggi untuk beberapa waktu agar inflasi kembali ke target dua persen.
Sementara itu, pemimpin FOMC Michelle Bowman menegaskan bahwa ada kemungkinan tingkat suku bunga akan naik berkali kali di masa depan. Hal ini membuat pelaku pasar cenderung berhati-hati masuk ke pasar aset berisiko dan pelaku pasar atau investor juga mencermati lonjakan imbal hasil US Treasury 10y kembali naik 11 bps, menjadi 4,68 persen.
Hal tersebut membuat pelaku pasar cenderung berhati-hati masuk ke pasar aset berisiko.
Dari dalam negeri, Bank Dunia dalam laporan Global Economic Prospect (GEP) edisi Oktober 2023 merevisi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia naik ke level 5 persen sepanjang 2023.
Proyeksi tersebut naik 0,1 persen dari outlook dalam laporan sebelumnya periode April 2023, yakni sebesar 4,9 persen. Menurut Pilarmas Sekuritas, hal ini memberikan padangan bagaimana ekonomi dalam negeri terus tumbuh positif sehingga resiliensi Indonesia masih terjaga di tengah ketidakpastian dan peningkatan risiko global.