Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Dunia Naik Tipis Jelang Nego Tarif AS-China

Menteri Keuangan AS Scott Bessent akan bertemu dengan Wakil Perdana Menteri China He Lifeng 10 Mei 2025 untuk membahas perdagangan keduanya.
Pompa angguk atau pump unit dan drilling rigs beroperasi di kilang minyak dekat Laut Kaspia, Baku, Azerbaijan pada Kamis (14/11/2024). / Bloomberg-Andrey Rudakov
Pompa angguk atau pump unit dan drilling rigs beroperasi di kilang minyak dekat Laut Kaspia, Baku, Azerbaijan pada Kamis (14/11/2024). / Bloomberg-Andrey Rudakov

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak dunia naik tipis pada Jumat (9/5/2025) karena meredanya ketegangan perdagangan antara AS dan China serta pengumuman kesepakatan perdagangan AS-Inggris.

Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent naik 0,1% atau 7 sen atau menjadi US$62,91 per barel. Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate AS juga naik 7 sen atau 0,1% pada US$59,98 per barel.

Menteri Keuangan AS Scott Bessent akan bertemu dengan pejabat ekonomi utama China, Wakil Perdana Menteri He Lifeng di Swiss pada 10 Mei 2025 untuk berupaya menyelesaikan sengketa perdagangan yang mengancam pertumbuhan konsumsi minyak mentah.

Secara terpisah, Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengumumkan bahwa Inggris telah setuju untuk menurunkan tarif impor AS menjadi 1,8% dari 5,1%.

AS memangkas bea masuk untuk mobil-mobil Inggris tetapi tetap mempertahankan tarif 10% untuk sebagian besar barang lainnya.

Di tempat lain, Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya atau OPEC+ berencana untuk meningkatkan produksi yang dapat menekan harga minyak. 

Survei Reuters menemukan bahwa produksi minyak OPEC sedikit menurun pada bulan April karena penurunan produksi di Libya, Venezuela, dan Irak melebihi peningkatan produksi yang dijadwalkan.

Sanksi AS yang lebih ketat terhadap Iran dapat membatasi pasokan dan mendorong harga lebih tinggi. Sanksi terhadap dua kilang minyak kecil China karena membeli minyak Iran membuat mereka kesulitan menerima minyak mentah dan membuat mereka menjual produk mereka dengan nama alternatif, sumber mengatakan kepada Reuters pada hari Kamis.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Reuters
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper