Bisnis.com, JAKARTA — Emiten konglomerasi Astra International Tbk. (ASII) akan membagikan dividen interim senilai total Rp3,96 triliun kepada pemegang sahamnya.
Corporate Secretary Astra International Gita Tiffany Boer dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) mengatakan Dewan Komisaris ASII telah menyetujui keputusan Direksi ASII pada 29 September 2023 untuk membagi dan membayar dividen interim tahun buku 2023 sebesar Rp3,96 triliun.
"Dividen interim per saham yang akan dibagikan adalah Rp98 per saham," tulis Gita, Selasa (3/10/2023).
Dia melanjutkan, cum dividen interim ASII di pasar reguler dan negosiasi adalah pada 11 Oktober 2023 dan ex dividen interim di pasar reguler dan negosiasi pada 12 Oktober 2023.
Lalu cum dividen interim di pasar tunai pada 13 Oktober 2023 dan ex dividen interim di pasar tunai pada 16 Oktober 2023. Recording date atau pemegang saham yang berhak atas dividen adalah pada 12 Oktober 2023.
"Pelaksanaan pembayaran dividen interim adalah pada 31 Oktober 2023," ucapnya.
Baca Juga
Gita menuturkan jadwal pelaksanaan dan tata cara pembayaran dividen interim telah dikoordinasikan dengan BEI, Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), dan Biro Administrasi Efek perseroan.
Gita juga menegaskan pembagian dividen interim untuk tahun 2023 kepada pemegang saham ASII, sebagaimana disebutkan dan tidak akan mempengaruhi kelangsungan usaha ASII.
Sebagai informasi, ASII melaporkan pendapatan bersih per 30 Juni 2023 menembus Rp162,39 triliun atau 13,01 persen lebih tinggi daripada semester I/2022 sebesar Rp143,69 triliun.
Secara rinci berdasarkan segmen, kontribusi paling jumbo pendapatan ASII ditopang dari segmen alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi sebesar Rp68,67 triliun, diikuti segmen otomotif sebesar Rp65,72 triliun.
Kemudian pendapatan dari segmen jasa keuangan berkontribusi sebesar Rp14,25 triliun, diikuti segmen agribisnis sebesar Rp9,39 triliun, segmen infrastruktur dan logistik Rp4,4 triliun, segmen teknologi informasi sebesar Rp1,31 triliun, dan segmen properti sebesar Rp419 miliar. Pendapatan tersebut dikurangi biaya eliminasi Rp1,78 triliun.
Alhasil, ASII mencatatkan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk tembus Rp17,44 triliun, laba tersebut turun 3,98 persen secara year-on-year (yoy) dibandingkan semester I/2022 yang sebesar Rp18,17 triliun.