Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat anjlok 1,10 persen sepanjang perdagangan pekan ini, 25 – 29 September 2023. Sementara itu, kapitalisasi pasar Bursa juga tepantau susut 0,99 persen menjadi 10,288 triliun.
Pj.S Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) Kautsar Primadi Nurahmad mengatakan IHSG selama sepekan ditutup mengalami pelemahan 1,10 persen pada posisi 6.939,89 dari 7.016,84 pada pekan sebelumnya.
Kapitalisasi pasar Bursa juga tercatat susut sebesar 0,99 persen menjadi Rp10.288 triliun dari Rp10.391 triliun pada pekan sebelumnya. Sementara rata-rata nilai transaksi harian Bursa tercatat mengalami kenaikan 7,20 persen, menjadi Rp11,69 triliun dari Rp10,91 triliun pada penutupan pekan lalu.
"Peningkatan terjadi pada rata-rata nilai transaksi harian Bursa yang naik 7,20 persen menjadi Rp11,69 triliun dari Rp10,91 triliun pada penutupan pekan lalu," katanya dikutip Sabtu (30/9/2023).
Adapun rata-rata frekuensi transaksi harian Bursa pada pekan ini juga mengalami kenaikan sebesar 3,96 persen menjadi 1.204.385 transaksi dari 1.158.472 transaksi pada pekan sebelumnya.
Rata-rata volume transaksi harian Bursa juga mengalami peningkatan sebesar 41,89 persen menjadi 24,52 miliar lembar dari sebelumnya 17,28 miliar lembar saham pada perdagangan pekan lalu.
Baca Juga
Sementara itu, Investor asing pada Jumat (29/9/2023) mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp762,97 miliar dan sepanjang tahun 2023 investor asing mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp5,24 triliun.
IHSG pada perdagangan Jumat (29/9/2023) atau perdagangan terakhir kuartal III/2023 naik 2,06 poin atau 0,03 persen menjadi 6.939,83. Sepanjang 2023, IHSG naik 1,3 persen.
Direktur Panin Asset Management Rudiyanto mengatakan pelaku pasar masih akan melihat perkembangan arah suku bunga Amerika Serikat yang diprediksi masih akan berada di level yang tinggi lebih lama, sehingga lebih berhati-hati dalam berinvestasi.
"Oleh karena itu, Panin AM menilai bahwa level wajar IHSG di akhir tahun 2023 adalah 7.400," kata Rudiyanto kepada Bisnis, Jumat (29/9/2023).
Sementara itu, lanjut Rudiyanto, suku bunga acuan BI masih dipertahankan di level 5,75 persen, tetapi juga menyesuaikan dengan pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Rudiyanto juga menjelaskan sentimen negatif terhadap IHSG akan datang dari ketidakpastian ekonomi Amerika Serikat, dimana Federal Funds Rate (FFR) diprediksi masih akan mengalami kenaikan 1 kali lagi di tahun 2023, sehingga investor asing bersikap wait and see. Sementara itu, keadaan ekonomi Indonesia masih dalam keadaan yang baik.
Senada dengan Rudiyanto, Equity & Fixed Income Analyst KGI Sekuritas Rovandi mengatakan sentimen terhadap IHSG juga akan datang dari suku bunga The Fed yang berpotensi meningkat satu kali lagi, dan juga potensi kenaikan dari suku bunga BI. Selain itu, rupiah yang berada di atas level Rp15.000 juga menurut Rovandi akan menjadi sentimen bagi IHSG.
Cadangan devisa yang berpotensi mengecil melihat ekspor-impor yang mulai berkurang, dan harga komoditas ekspor batu bara yang belum pulih juga diperkirakan akan menjadi sentimen bagi IHSG.
"Akan tetapi, menjelang Pemilu, IHSG biasanya menguat," tutur Rovandi, dihubungi Jumat (29/9/2023).