Bisnis.com, JAKARTA - Perdagangan saham China Evergrande disuspensi pada hari Kamis, (28/9/2023), setelah ada laporan bahwa founder perusahaan tersebut telah ditempatkan di bawah pengawasan Kepolisian.
Hal itu meningkatkan kekhawatiran investor atas masa depan raksasa properti tersebut saat perusahaan tengah berjuang dengan ancaman likuidasi yang semakin meningkat.
Pada hari Rabu, (27/9/2023), Bloomberg News melaporkan bahwa Hui Ka Yan, yang mendirikan Evergrande pada 1996, dibawa pergi oleh polisi bulan ini dan diawasi di lokasi yang ditentukan.
Laporan tersebut mengatakan tidak menjelaskan alasan Hui berada di bawah pengawasan.
Dengan liabilitas lebih dari $300 miliar atau kira-kira sebesar produk domestik bruto Finlandia, Evergrande telah menjadi contoh krisis utang di sektor properti Tiongkok, yang menyumbang sekitar seperempat perekonomian.
Kekhawatiran utang perusahaan dengan cepat berubah menjadi lebih buruk pada minggu ini setelah perusahaan mengatakan pihaknya tidak dapat menerbitkan utang baru karena penyelidikan terhadap unit utamanya di Tiongkok, yang semakin memperumit rencana restrukturisasi yang diusulkan.
Baca Juga
Reuters melaporkan pada hari Selasa bahwa kelompok kreditor luar negeri utama Evergrande berencana untuk bergabung dengan petisi pengadilan likuidasi yang diajukan terhadap pengembang jika mereka tidak mengajukan rencana perombakan utang baru pada akhir Oktober.
Rencana restrukturisasi perusahaan kini tampaknya akan gagal dan risiko likuidasi perusahaan semakin meningkat, kata beberapa analis.
Perdagangan saham perusahaan yang terdaftar di Hong Kong dan unit layanan properti (6666.HK) dan kendaraan listrik (0708.HK) ditangguhkan pada hari Kamis.
Saham Evergrande telah kembali diperdagangkan pada akhir Agustus setelah penangguhan selama 17 bulan. Saham Evergrande terakhir ditutup pada HK$0,32.