Bisnis.com, JAKARTA - Industri telekomunikasi sedang tidak sehat. Salah satu buktinya adalah kabar pemutusan hubungan kerja (PHK) yang dilakukan PT Smartfren Telecom (FREN).
Ketua Bidang Infrastruktur Telematika Nasional Mastel Sigit Puspito Wigati Jarot mengatakan pertumbuhan bisnis telekomunikasi memang terus menurun.
“Tekanan kompetisi dari OTT dan sebagainya cukup berat, ditambah lagi dengan beban regulasi yang semakin terasa membebani,” ujar Sigit kepada Bisnis, Selasa (26/9/2023).
Lebih lanjut, Sigit juga mengatakan Smartfren semakin terdesak imbas tuntutan bisnis untuk terus melakukan ekspansi jaringan dan adopsi teknologi baru.
Oleh karena itu, Sigit mengatakan pelaku operator tengah mencari cara agar dapat bertahan di tengah persaingan usaha seperti sekarang ini.
“Serangkaian konsolidasi industri akhir-akhir ini mungkin tidak lepas dari hal tersebut,” ujar Sigit.
Baca Juga
Kendati demikian, Sigit mengaku enggan berkomentar terkait tindakan yang dilakukan Smartfren.
Menurutnya, Smartfren merupakan pihak yang paling berhak untuk memberikan komentar terkait kondisi perusahaannya.
“Saya pikir, pihak Smartfren yang paling berhak untuk memberikan penjelasan baik kepada regulator dan pembina industri, maupun kepada masyarakat luas,” tutup Sigit.
Sebagai informasi, PT Smartfren Telecom (FREN) dikabarkan melakukan PHK sepihak pada 100 karyawannya.
Informasi tersebut disampaikan Presiden Asosiasi Pekerja (Aspek) Indonesia Mirah Sumirat setelah menerima pengaduan dari Serikat Karyawan Smartfren.
“Berdasarkan laporan pengaduan dan permohonan advokasi dari Serikat Karyawan Smartfren, diperkirakan sedikitnya 100 karyawan telah di-PHK sepihak, sampai dengan Agustus 2023,” ujar Mirah dalam keterangannya, dikutip Selasa (26/9/2023).