Bisnis.com, JAKARTA — Emiten properti jagoan Lo Kheng Hong, PT Intiland Development Tbk. (DILD) tengah mengkaji sejumlah peluang ekspansi ke Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Sekretaris Perusahaan Intiland Theresia Rustandi mengatakan bahwa perseroan melihat banyak peluang yang dapat digali di IKN, khususnya di sektor industri properti.
“Kami selalu mengkaji setiap kesempatan, termasuk opportunity yang ada di IKN, sebab IKN adalah proyek yang sangat masif dan banyak sekali peluang yang dapat dieksplorasi di sana,” ujarnya saat dihubungi Bisnis, Selasa (26/9/2023).
Jika ekspansi dilakukan, Theresia menyampaikan DILD akan mengembangkan jenis properti yang menjadi kekuatan utama perusahaan, seperti kawasan perusahan beserta fasilitasnya.
“Selain itu, mixed-use high-rise seperti kawasan terintegrasi transit oriented development [TOD] untuk perkantoran, hotel, resort, dan apartemen, serta kawasan industri. Itu adalah kekuatan pengembangan Intiland,” pungkasnya,
Dia juga mengatakan IKN adalah sumber penggerak ekonomi baru Indonesia. Industri properti, yang memiliki efek berganda, dinilai dapat menjadi lokomotif untuk menggerakkan perekonomian di ibu kota baru yang terletak di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur ini.
Baca Juga
Intiland sampai dengan semester I/2023 telah merealisasikan belanja modal sebesar Rp518 miliar. Adapun belanja modal yang disiapkan oleh perusahaan pada sepanjang tahun ini mencapai Rp1 triliun untuk pengembangan proyek.
Pada paruh kedua tahun ini, Theresia menuturkan DILD masih fokus melakukan pengembangan pada proyek-proyek yang sudah berjalan, khususnya segmen rumah tapak dan kawasan industri. Penjualan stok terutama unit apartemen siap huni juga akan terus didorong.
Beberapa proyek yang didorong penjualannya, antara lain, Regatta, 1Park, Fifty Seven Promenade, SQ Res, juga di Surabaya ada Apartemen Praxis, The Rosebay, dan Spazio Tower.
Dalam pemberitaan Bisnis sebelumnya, Direktur Intiland Archied Noto Pradono mengatakan DILD sedang mendorong penjualan lahan Batang Industrial Park. Intiland menargetkan penjualan lahan sekitar 15 hektare itu dengan nilai mencapai Rp200 miliar.
Dia menyampaikan sudah ada pipeline permintaan lahan dari beberapa calon investor. Meski demikian, belum diketahui berapa luas lahan dari permintaan tersebut. Archied juga belum menyebutkan nilai investasi itu lantaran belum berada pada tahap final.
DILD hingga paruh pertama tahun ini telah membukukan lonjakan pendapatan usaha sebesar 160,25 persen menjadi Rp2,49 triliun, dari sebelumnya Rp960,40 miliar. Perseroan turut merangkum laba bersih sebesar Rp39,13 miliar selama periode tersebut.
***
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.