Bisnis.com, JAKARTA – Saham PT Pertamina Geothermal Tbk. (PGEO) di lantai bursa semakin berkilau setidaknya tecermin selama periode enam bulan terakhir. Prospek bisnis yang menjanjikan dinilai menjadi faktor menterengnya saham PGEO.
Berdasarkan data RTI Business, saham PGEO membukukan kenaikan sebesar 84,48 persen selama enam bulan terakhir menuju level Rp1.605. Posisi tersebut juga lebih tinggi dibandingkan harga saat initial public offering (IPO) yang sebesar Rp875.
Jika ditarik dalam rentang waktu yang lebih singkat, saham dari anak usaha PT Pertamina (Persero) ini melonjak 91,07 persen selama kurun tiga bulan terakhir. Sementara itu, dalam satu bulan terakhir, saham PGEO terapresiasi 37,77 persen.
Pada perdagangan hari ini, saham PGEO ditutup menguat sebesar 1,90 persen. Total volume saham yang diperdagangkan mencapai 183,03 juta dengan nilai turnover Rp294,33 miliar. Total kapitalisasi pasar atau market cap mencapai Rp66,44 triliun.
Analis Sinarmas Sekuritas Inav Haria Chandra, dalam risetnya, mengatakan PGEO diperkirakan memiliki masa depan bisnis yang cerah lantaran besarnya potensi panas bisnis di Indonesia.
“Dengan sumber daya panas bumi Indonesia yang sangat besar dan inisiatif pemerintah untuk mengembangkan energi terbarukan, PGEO akan mendapatkan keuntungan yang signifikan,” ujarnya dikutip pada Senin (25/9/2023).
Baca Juga
Menurut Inav, posisi PGEO cukup strategis untuk melakukan transisi energi terbarukan di Indonesia. Hal tersebut menjadi peluang utama bagi perseroan untuk memberikan kontribusi dalam upaya peralihan menuju energi terbarukan.
Di sisi lain, dia menilai panas bumi merupakan sumber daya yang kompetitif karena tidak memerlukan bahan bakar dalam produksi listrik. Artinya, PGEO tidak akan terpengaruh dengan volatilitas harga bahan bakar.
“Panas bumi merupakan energi yang selalu tersedia, tidak terpengaruh oleh cuaca dan siklus siang-malam, terakhir panas bumi mampu memproduksi listrik dengan temperatur yang relatif rendah yakni <350 celsius, dibandingkan bahan bakar fosil >2000 celsius,” ujarnya.
Dengan segala potensi tersebut, Sinarmas Sekuritas memberikan rekomendasi beli untuk saham PGEO dengan target harga atau target price di level Rp1.900 per lembar.
Sementara itu, Direktur Operasional Pertamina Geothermal Ahmad Yani mengatakan bahwa perseroan memiliki tiga strategi kunci untuk mendorong penciptaan nilai dari panas bumi.
Strategi pertama adalah mengelola basis pendapatan melalui pemeliharaan aset dan reservoir panas bumi. Kedua, memaksimalkan sumber pendapatan baru lewat teknolog co-generation, pengembangan produk turunan, serta menjalankan skema kerja sama dengan berbagai pihak.
Strategi terakhir adalah melakukan transisi bisnis melalui pengembangan produk turunan. Produk turunan yang kini dijalankan, antara lain, green hydrogen yang sedang dilakukan proyek percontohan di Ulubelu dan Lahendong, pariwisata panas bumi di Lao Lao, dan geo-agribisnis.
“Strategi solid yang dijalankan Pertamina Geothermal Energy ini tetap berbasis pada penerapan prinsip ESG [environmental, social, and governance] sebagai upaya untuk menjaga tata kelola yang baik serta menciptakan dampak sosial dan lingkungan yang positif,” tuturnya.