Bisnis.com, JAKARTA –Emiten pengembang properti pergudangan PT Vastland Indonesia Tbk. (VAST) mencatatkan nilai okupansi sewa gudang build-to-suite telah mencapai 100 persen termasuk gudang yang baru diakuisisi. Tingkat okupansi ini juga diklaim akan stabil seiring dengan permintaan klien untuk jasa pergudangan.
Direktur Keuangan VAST Stanley V. Gunawan mengklaim tingkat okupansi 100 persen untuk gudang built to suit tersebut sudah berhasil dipertahankan sejak tahun 2022, di mana okupansi gudang general warehouse VAST juga mencapai 93 persen, lebih tinggi dari pemain lainnya yang rata-rata di level 90 persen.
“VAST memang menargetkan okupansi penuh bagi gudang. Secara historis, kami selalu menargetkan okupansi 100 persen, bahkan saat pandemi okupansi gudang kita 97 persen hingga 98 persen,” jelasnya dalam keterangan resmi, dikutip Sabtu (23/9/2023).
Optimisme VAST tersebut sejalan dengan permintaan gudang yang bertumbuh positif. Industri pergudangan adalah salah satu penopang pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal II/2023, tercatat sektor perdagangan menyumbangkan 0,63 persen (yoy) dari pertumbuhan total pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,17 persen.
Di Provinsi Lampung, yang merupakan salah satu lokasi gudang VAST beroperasi, investasi per kuartal 1/2023 telah mencapai Rp3,24 triliun dari target yang ditentukan sebesar Rp11 triliun, dengan industri makanan menjadi sektor terbesar penyumbang investasi terbanyak pada dengan nilai Rp1,6 triliun.
Industri makanan juga menjadi salah satu sektor industri yang kerap menjadi pelanggan tetap sewa gudang milik VAST.
Baca Juga
“Jasa gudang built-to-suit yang ditawarkan perseroran yang cocok bagi pelaku industri makanan yang sering memiliki spesifikasi khusus dalam kebutuhan pergudangan mereka,” jelasnya.
Sementara itu, meningkatnya hilirasi industri di Palembang yang didukung oleh pengembangan infrastruktur di berbagai wilayah di Indonesia, khususnya Pulau Sumatera, memunculkan permintaan baru akan pergudangan.
Layanan pergudangan yang ditawarkan VAST disambut sebagai pendukung bagi industri-industri baru yang sedang membangun jaringan distribusi mereka, khususnya pada industri yang berorientasi ekspor.