Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Dunia Melandai Sesaat Akibat Aksi Taking Profit Trader

Harga minyak turun karena investor mengambil keuntungan setelah naik ke posisi tertinggi 10 bulan. Sekalipun ada sentimen pengurangan produksi.
Aktivitas di kilang minyak Nasiriyah, Irak./Bloomberg.
Aktivitas di kilang minyak Nasiriyah, Irak./Bloomberg.

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak turun karena investor mengambil keuntungan setelah naik ke posisi tertinggi 10 bulan. Sekalipun ada sentimen pengurangan produksi yang berkepanjangan dari Arab Saudi dan Rusia.

Patokan minyak global, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman November, menetap lebih rendah pada US$94,34 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange. Sementara itu, Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS untuk pengiriman Oktober, dtutup di US$91,20 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, setelah mencapai tertinggi sesi di US$93,74 dolar per barel.

Setelah Brent mencapai US$95 per barel pada Selasa (19/9/2023), bank investasi UBS mengatakan dalam sebuah catatan bahwa pihaknya mulai mengambil keuntungan.

Namun, para ahli strategi di sana memperkirakan Brent akan diperdagangkan pada kisaran US$90-US$100 dolar AS per barel dalam beberapa bulan mendatang, dengan target akhir tahun sebesar US$95 dolar AS per barel.

Anggota OPEC+ Arab Saudi dan Rusia pada bulan ini memperpanjang pengurangan pasokan gabungan sebesar 1,3 juta barel per hari hingga akhir tahun.

Pemerintah Rusia sedang mempertimbangkan untuk mengenakan bea ekspor pada semua jenis produk minyak sebesar US$250 dolar AS per metrik ton – jauh lebih tinggi dari biaya saat ini – mulai 1 Oktober hingga Juni 2024 untuk mengatasi kekurangan bahan bakar, kata sumber kepada Reuters pada Selasa (19/9/2023).

Selanjutnya, produksi minyak AS dari wilayah penghasil serpih terbesar berada di jalur penurunan menjadi 9,393 juta barel per hari pada Oktober, terendah sejak Mei 2023, menurut Badan Informasi Energi AS pada Senin (18/9/2023). Ini akan menjadi penurunan bulanan ketiga berturut-turut.

Data industri pada Selasa (19/9/2023), menunjukkan stok minyak mentah AS turun pada minggu lalu sekitar 5,25 juta barel, menurut sumber pasar yang mengutip angka American Petroleum Institute (API). Para analis memperkirakan penurunan 2,7 juta barel.

Pada Senin (18/9/2023), CEO Saudi Aramco Amin Nasser menurunkan prospek jangka panjang perusahaan untuk permintaan global menjadi 110 juta barel per hari pada tahun 2030 dari perkiraan sebelumnya sebesar 125 juta barel per hari.

Menteri Energi Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman membela pengurangan pasokan OPEC+, dengan mengatakan pasar energi internasional memerlukan regulasi yang ringan untuk membatasi volatilitas, sekaligus memperingatkan ketidakpastian atas permintaan China, pertumbuhan Eropa, dan langkah-langkah bank sentral untuk mengatasi inflasi.

Keputusan suku bunga akan diambil minggu ini oleh bank sentral AS, Inggris, Jepang, Swedia, Swiss dan Norwegia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper