Bisnis.com, JAKARTA - Emiten farmasi PT Soho Global Health Tbk. (SOHO) akan menggelar pemecahan nominal saham atau stock split.
SOHO akan melaksanakan stock split dengan rasio 1:10 dari nilai nominal saham Rp500 menjadi Rp50. Setelah aksi korporasi itu, jumlah saham SOHO bakal meningkat menjadi 12,69 miliar dari sebelumnya 1,26 miliar saham.
Dalam keterbukaan informasinya, manajemen SOHO memaparkan tiga alasan stock split. Pertama, membantu meningkatkan daya tarik investor atas saham perseroan dengan menjadikan harga saham tersebut menjadi lebih terjangkau khususnya bagi investor ritel.
“Kedua, meningkatkan jumlah saham perseroan yang beredar di masyarakat dan memberikan kesempatan yang lebih luas bagi para investor, khususnya investor ritel, untuk dapat berinvestasi saham di perseroan,” tulis manajemen SOHO.
Ketiga, meningkatkan likuiditas perdagangan saham perseroan di BEI. Pada perdagangan Sebulan terakhir, saham SOHO cenderung stagnan dan hanya menguat tipis 0,62 persen pada perdagangan 8 September 2023 ke level Rp4.850.
Level harga itu bertahan hingga perdagangan kemarin pada hari ini.
Baca Juga
Sementara itu, Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) alias BNI resmi menyetujui pemecahan nilai saham perusahaan. Pemegang saham menetapkan rasio stock split sebesar 1:2.
"Keputusan RUPS LB agenda pertama menyetujui pemecahan saham perseroan dengan rasio 1:2," ujar Agus Marto, Komisaris BNI, Rabu (19/9/2023) membacakan keputusan Menteri BUMN Erick Thohir.
Dengan keputusan ini nilai nominal per saham Rp7.500 menjadi Rp3.750 rupiah. Selanjutnya saham 1 dwi warna seri A dipertahankan. RUPS juga menyetujui perubahan pasal 4 ayat 1 dan 2 tentang nominal saham.
Sebagai informasi, stock split merupakan aksi korporasi memecah nominal harga saham sesuai rasio tertentu yang menyebabkan harga saham per lembar menjadi lebih murah dan transaksi akan semakin aktif. Dalam keputusan pemegang saham BNI, stock split ditetapkan dalama rasio 1:2. Artinya setiapa pemegang 1 lembar saham BNI akan mendapatkan 2 lembar saham hasil pemecahan dengan nominal tercantum saat ini.
Adanya aksi korporasi dalam bentuk stock split diharapkan mampu menarik investor menjadi lebih banyak, terutama investor ritel. Emiten yang melakukan stock split biasanya merupakan emiten yang memiliki fundamental bagus tapi harga sahamnya telah mencapai titik jenuh.
Mengacu pada prospektusnya, manajemen BBNI menjelaskan tujuan melaksanakan stock split untuk meningkatkan demand atas saham perseroan dengan memperluas basis investor.
Selain pemecahan nilai saham, pemegang saham menetapkan perubahan jajaran komisasir. Pradjoto ditetapkan sebagai Komisaris Utama/Komisaris Independen yang baru menggantikan Agus DW Martowardojo. Selanjutnya, Pahala Nugraha Mansury ditetapkan sebagai wakil komisaris utama.