Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Dunia Dekati US$95 per Barel, Menanti Pidato Menteri Arab Saudi

Harga minyak Brent menguat ke atas US$94 per barel setelah kenaikan selama tiga minggu yang mendorong lonjakan harga hingga 11 persen.
Menteri Energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman/Bloomberg.
Menteri Energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman/Bloomberg.

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah di pasar global melanjutkan penguatan karena pengurangan pasokan OPEC+ memperketat pasar. Investor akan menyoroti pidato Menteri Energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman di konferensi mengenai kebijakan minyak mentah dan pandangan emisi nol bersih.

Mengutip Bloomberg, Senin (18/9/2023), harga minyak Brent menguat ke atas US$94 per barel setelah kenaikan selama tiga minggu yang mendorong lonjakan harga hingga 11 persen.

Ketika Arab Saudi dan Rusia memperpanjang pembatasan pasokan hingga akhir tahun, Pangeran Abdulaziz akan menjadi salah satu pembicara utama di Kongres Perminyakan Dunia di Calgary pada Senin waktu setempat.

Harga minyak mentah di London hampir 10 persen lebih tinggi dibandingkan tahun lalu karena OPEC+ membatasi produksi dan prospek permintaan yang cerah, dengan AS berpotensi menghindari resesi seperti halnya pabrik penyulingan di Tiongkok yang kehabisan tenaga.

Dengan latar belakang tersebut, stok minyak mentah telah menurun, sementara spekulan meningkatkan spekulasi net-bullish pada Brent dan harga patokan minyak AS, West Texas Intermediate (WTI) ke level tertinggi dalam 15 bulan.

Lonjakan harga minyak akan meningkatkan tekanan inflasi di seluruh dunia seperti halnya para gubernur bank sentral, termasuk bank sentral AS, Federal Reserve, yang mencoba menentukan apakah mereka sudah melakukan upaya yang cukup untuk memperlambat laju kenaikan harga dengan menaikkan suku bunga.

Pekan ini akan menjadi minggu yang penting bagi kebijakan moneter, dengan keputusan-keputusan yang akan diambil antara lain oleh The Fed dan Bank of England.

“Fokus kemungkinan akan beralih ke pertemuan Fed minggu ini, namun meningkatnya keterbatasan pasokan dan mengikis persediaan minyak kemungkinan akan terus mendukung sentimen bullish.',” kata Vandana Hari, pendiri konsultan Vanda Insights.

Di pasar fisik, produk olahan seperti solar semakin menunjukkan tanda-tanda peringatan, dimana kilang-kilang di dunia terbukti tidak berdaya untuk menghasilkan bahan bakar industri dalam jumlah yang cukup. Harganya jauh melebihi harga minyak mentah.

Patokan rentang waktu pada pasar minyak mentah yang diawasi secara luas juga menandakan ketatnya pasokan, dengan kesenjangan antara dua kontrak terdekat Brent pada 90 sen per barel yang merupakan kemunduran. Secara teknis, jumlah tersebut merupakan yang terluas sejak November 2022 dan mencerminkan kelangkaan pasokan jangka pendek.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper