Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat sebanyak 29 perusahan masuk dalam daftar antrean atau pipeline penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham.
Berdasarkan data pipeline BEI per 15 September 2023, dari total 29 perusahaan yang mengantre IPO, 8 di antaranya merupakan perusahaan dengan aset jumbo atau di atas Rp250 miliar. Selain itu, juga terdapat 18 perusahaan dengan aset skala menengah yaitu di antara Rp50 miliar hingga Rp250 miliar.
"BEI mencatat masih ada 3 perusahaan lainnya yang memiliki aset skala kecil atau di bawah Rp50 miliar yang antre untuk melakukan IPO," kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna, dalam keterangannya, Sabtu (16/5/2023).
Jika ditinjau berdasarkan sektornya, perusahaan dari sektor konsumer non siklikal mendominasi daftar antrean IPO dengan total 6 perusahan. Diikuti oleh sektor barang baku atau basic materials dengan total 5 perusahaan.
Lalu ada sektor infrastruktur, teknologi, dan konsumer siklikal dengan masing-masing 3 perusahaan yang akan menggelar IPO. Sektor healthcare, industri, transportasi dan logistik, serta energi menyusul masing-masing 2 perusahaan.
Kemudian adalah 1 perusahaan dari sektor properti dan real estat yang akan menyelenggarakan IPO pada paruh kedua 2023.
Baca Juga
Tidak terdapat perusahaan dari sektor finansial yang dilaporkan masuk dalam daftar IPO hingga saat ini.
Sebagaimana diketahui, 66 perusahaan telah resmi mencatatkan saham perdananya di BEI hingga Jumat (15/9/2023), dengan penggalangan dana yang mencapai Rp49,4 triliun.
Adapun hal ini menandakan bahwa pencatatan emiten baru pada 2023 berpotensi mencapai 95 perusahaan jika 26 perusahaan di atas berhasil melaksanakan IPO tahun ini.
Selain itu, BEI turut mencatat penerbitan 76 emisi dari 50 penerbit EBUS dengan dana yang dihimpun sebesar Rp86,6 triliun. Adapun hingga Jumat (15/9/2023), terdapat 18 emisi dari 13 penerbit EBUS yang tengah berada dalam pipeline BEI.
Sedangkan untuk rights issue, ada 26 emiten telah menerbitkan rights issue dengan total nilai Rp37,3 triliun. Sementara itu, terdapat 24 perusahaan tercatat yang saat ini masuk dalam daftar pipeline rights issue BEI.