Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Adu Kuat Aset Pertamina Geothermal (PGEO) vs Barito Renewables (BREN)

Calon emiten Barito Renewables Energy (BREN) akan meramaikan peta persaingan sektor panas bumi di BEI bersama Pertamina Geothermal Energy (PGEO).
Konglomerat Prajogo Pangestu mengantar perusahaan yang dikendalikannya, PT Barito Renewables Energy (BREN) IPO/Dok.BRPT.
Konglomerat Prajogo Pangestu mengantar perusahaan yang dikendalikannya, PT Barito Renewables Energy (BREN) IPO/Dok.BRPT.

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten konglomerat Prajogo Pangestu PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) bersiap menggelar penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham. BREN akan menambah daftar emiten di sektor energi terbarukan, khususnya tenaga panas bumi tahun ini setelah PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) melantai di Bursa pada 24 Februari lalu.

Barito Renewables memulai operasional melalui salah satu entitas anak yaitu Star Energy Geothermal Group, produsen listrik tenaga panas bumi terkemuka. Saat ini secara grup, perseroan mengoperasikan tiga aset panas bumi yang berlokasi di Jawa Barat, dengan total kapasitas terpasang sebesar 886MW, mewakili sekitar 38 persen pangsa pasar di Indonesia.

Sementara itu, per tanggal 30 Juni 2022, PGEO baik secara langsung maupun tidak langsung memiliki hak atas 13 kuasa pengusahaan panas bumi, dengan kapasitas terpasang keseluruhan sebesar 1.877MW, di mana sebesar 672MW dioperasikan sendiri dan sebesar 1.205MW dioperasikan oleh para kontraktor operasi bersama (KOB).

Research Analyst NH Korindo Sekuritas Leonardo Lijuwardi menyebut bahwa calon emiten yang akan menggunakan kode saham BREN ini memiliki prospek yang menjanjikan ke depannya.

Menurutnya rencana IPO BREN dilaksanakan pada waktu yang tepat. Sebab, pemerintah kini sedang berupaya untuk mengoptimalkan potensi energi baru terbarukan yang ditargetkan mencapai 23 persen pada 2025.

Di sisi lain, berdasarkan data NS Energy dan Think Geo Energy, Indonesia menempati urutan kedua sebagai negara dengan penghasil energi panas bumi terbesar di dunia, setelah Amerika Serikat (AS). Pada tahun 2022, Indonesia tercatat memiliki kapasitas pembangkit listrik secara nasional sebesar 2.356 megawatt (MW).

Menurut Leonardo, kehadirsan BREN di lantai Bursa Efek Indonesia (BEI) diperkirakan akan memberi dampak pada pertumbuhan permintaan pasar, di mana hal ini pada akhirnya menjadi salah satu pendorong bagi Indonesia untuk dapat mencapai target sebagai negara dengan kapasitas panas bumi terbesar di dunia pada 2030.

Kondisi itu pun diperkirakan akan menjadi keuntungan tersendiri bagi BREN karena pada umumnya investor akan mencermati emiten yang mengedepankan target kinerja yang sejalan dengan kebijakan pemerintah.

Adapun, langkah BREN untuk melaksanakan IPO dapat dimaknai sebagai batu loncatan awal yang mendorong perusahaan-perusahaan serupa untuk melakukan aksi korporasi IPO di Indonesia, misalnya saja seperti PT Supreme Energy.

"Langkah IPO memungkinkan perusahaan PLT panas bumi untuk melakukan aksi korporasi di Indonesia. Sebut saja seperti Supreme Energy yang merupakan salah satu pemain besar panas bumi di tanah air," jelasnya ketika dihubungi Bisnis, Jumat (15/9/2023).

SAHAM PGEO

Saham PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) melesat selama empat hari perdagangan secara berturut-turut. Kenaikan ini terjadi usai perseroan menerima kunjungan balasan dari delegasi Kenya pada pekan ini.

Berdasarkan data RTI Business, saham PGEO ditutup melesat 15,04 persen menuju level Rp1.415 pada perdagangan hari ini, Jumat (15/9/2023). Total volume saham yang diperdagangkan mencapai 406,45 juta, dengan nilai turnover Rp555,68 miliar.

Saham dari entitas usaha Pertamina ini juga menunjukkan penguatan sebesar 11,86 persen selama sepekan terakhir, dan selama tiga bulan terakhir menguat 64,53 persen.

Kenaikan harga saham PGEO terjadi setelah pemerintah Kenya melakukan kunjungan ke Indonesia pada 12-13 September 2023. Kunjungan ini dipimpin langsung oleh Ministry Energy & Petroleum Kenya Davis Chirchir bersama Managing Director & CEO Geothermal Development Company Paul Ngugi, dan beberapa representatif Kenya lainnya.

Bagi Kenya, kunjungan ini menjadi balasan terhadap kehadiran Indonesia pada Agustus 2023 Saat itu, Presiden Joko Widodo memimpin rombongan delegasi yang di dalamnya turut serta pimpinan Pertamina Geothermal Energy dan PT Pertamina (Persero).

Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy Julfi Hadi menjelaskan bahwa dalam kunjungan tersebut, delegasi Kenya dan PGEO membahas lebih lanjut rencana kerja sama pengembangan panas bumi, yang dapat dimanfaatkan oleh kedua belah pihak.

“Pertemuan ini menjadi hal baik. Ini menunjukkan kesungguhan dari kedua pihak untuk saling bersinergi mengembangkan potensi energi panas bumi sebagai sumber energi bersih yang menjadi kebutuhan global,” tuturnya dalam keterangan tertulis, Jumat (15/9/2023).

Dalam kunjungan tersebut, Geothermal Development Company (GDC) dan PGEO menandatangani non-disclosure agreement (NDA) untuk mempelajari lebih lanjut kemungkinan kerja sama dalam pengembangan panas bumi di Kenya dan Indonesia.

Adapun, penandatanganan tersebut dilakukan oleh Direktur Utama PGEO Julfi Hadi dan Managing Director & CEO GDC Paul Ngugi. Kesepakatan ini juga disaksikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

Julfi menyampaikan saat kunjungan ke Kenya, perseroan telah meneken kesepakatan dengan Africa Geothermal International Limited (AGIL) untuk mengembangkan Konsesi Longonot di Kenya, yang memiliki potensi pengembangan hingga 500 MW dan 140 MW siap dieksploitasi.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper