Bisnis.com, JAKARTA — Harga emas global hari ini berpeluang melanjutkan penguatan setelah mengalami kenaikan pada perdagangan kemarin.
Harga emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange naik tipis US$0,30 atau 0,02 persen menjadi ditutup pada US$1.932,80 per ounce pada perdagangan Kamis (14/9/2023), setelah diperdagangkan menyentuh tertinggi sesi di US$1.934,50 dan terendah di US$1.921,70.
“Emas mendekati posisi terendah pada Agustus, namun selama imbal hasil obligasi pemerintah tidak mengalami kenaikan besar, level US$1.900 dapat bertahan,” kata Ed Moya, analis di platform perdagangan daring OANDA, sebagaimana dikutip Antara.
Imbal hasil obligasi pemerintah, yang ditandai dengan obligasi tenor 10 tahun, mencapai 4,30 pada Kamis (14/9/2023), masih di bawah level tertinggi multi-tahun pada Agustus yakni 4,366 persen.
Investor juga mencermati beberapa data inflasi AS yang baru untuk mencari petunjuk mengenai keputusan suku bunga Federal Reserve AS, menjelang pertemuan bank sentral minggu depan.
Para pelaku pasar menggambarkan kenaikan suku bunga ECB sebesar 25 basis poin pada Kamis (14/9/2023) sebagai tindakan yang dovish, berpotensi meningkatkan daya tarik emas dengan menyatakan bahwa imbal hasil obligasi global mungkin tidak perlu naik jauh lebih tinggi.
Baca Juga
"ECB menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin hari ini, menjadikan suku bunga simpanan 4,00 persen yang dapat dikategorikan sebagai kenaikan dovish. Ini adalah tanda yang jelas bahwa jika tidak ada kejutan kenaikan lebih lanjut terhadap inflasi dan faktor-faktor pemicunya, maka mereka sudah selesai menaikkan suku bunga." kata tim analis makro di TD Securities.
Kenaikan suku bunga ECB melemahkan euro, dan pada gilirannya meningkatkan dolar AS, yang membatasi pertumbuhan emas.
Sementara itu, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Kamis (14/9/2023) bahwa indeks harga produsen AS meningkat dengan penyesuaian musiman sebesar 0,7 persen pada Agustus, lebih tinggi dari perkiraan 0,4 persen dan merupakan kenaikan bulanan terbesar sejak Juni 2022.
Departemen Tenaga Kerja AS juga melaporkan bahwa permohonan klaim pengangguran di AS meningkat sebesar 3.000 menjadi 220.000 untuk pekan yang berakhir 9 September. Rata-rata pergerakan klaim dalam empat minggu, ukuran yang tidak terlalu fluktuatif, turun sebesar 5.000 menjadi 224.500.
Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa penjualan ritel AS naik 0,6 persen lebih tinggi dari perkiraan pada Agustus, jauh di atas perkiraan 0,1 persen.
Tim analis Monex Investindo Futures menyebut, harga emas sempat turun hingga menyentuh level terendah harian 1.905,15 per troy ons. Namun akhirnya mampu naik ke US$ 1.912,80 per troy ons, tetapi dengan adanya tekanan dari rilis data inflasi (consumer price index/CPI) Amerika Serikat (AS) akhirnya berbalik turun.
Menurut Monex, forecast di Trading Central menunjukkan pertumbuhan sebesar 1,3 persen year-on-year (YoY) lebih tinggi dari bulan sebelumnya 0,8 persen YoY. Sementara PPI inti diproyeksikan sebesar 2,3 persen YoY, lebih rendah dari bulan sebelumnya 2,4 persen YoY.
Kemudian data penjualan ritel diproyeksikan tumbuh 2,9 persen YoY lebih rendah dari sebelumnya 3,2 persen YoY. Ada lagi data klaim tunjangan 221.000 klaim pada pekan yang berakhir 9 September, sedikit lebih tinggi lebih 216.000 dari pekan sebelumnya.
"Melihat data tersebut dolar AS masih berpotensi kuat, dan menekan Gold pada perdagangan sesi Asia," kata analis Monex dalam risetnya, Jumat (15/9/2013).
Berikut referensi teknikal untuk mengambil posisi sell untuk produk Gold:
- Entry Price:$1.908,00 - $1.909,00
- Level Support 1: $1.907,00
- Level Support 2: $1.905,00
- Level Resistance 1: $1.910,00
- Level Resistance 2: $1.912,00