Bisnis.com, JAKARTA — Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan sebanyak 24 emiten berada dalam pipeline rights issue hingga 8 September 2023. Kemampuan pasar untuk menyerap rights issue akan tergantung dari kinerja perusahaan penerbit rights issue.
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan belum tentu aksi rights issue yang ada saat ini akan terserap seluruhnya. Menurutnya, hal ini harus diantisipasi oleh para penerbit rights issue.
"Ada strategi yang harus dibangun agar rights issue juga berjalan dengan lancar, selain tentunya menjaga kinerja keuangan tetap baik," kata Nico kepada Bisnis, Senin (11/9/2023).
Menurut Nico salah satu sentimen yang dapat mempengaruhi rights issue adalah pengumuman calon presiden dan wakil presiden. Meskipun hanya katalis sesaat, tetapi apabila capres dan cawapres selanjutnya berpotensi mengubah banyak peraturan, Nico melihat aksi rights issue akan lebih banyak ditunda.
"Namun, apabila ternyata calonnya juga sejalan dengan Presiden sebelumnya, maka ada kemungkinan right issue terseut akan dilanjutkan," tutur Nico.
Yang terpenting, lanjut dia, adalah kinerja dari perusahaan yang melakukan rights issue tersebut. Hal ini agar investor mau menyerap penerbitan rights issue yang dilakukan oleh emiten.
Baca Juga
Sebelumnya, Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan hingga saat ini masih terdapat 24 perusahaan berada dalam pipeline rights issue BEI. Sebanyak 8 perusahaan dari consumer cyclicals, 5 perusahaan finansial, dan 4 perusahaan consumer non-cyclicals.
Lalu 4 perusahaan energi, satu perusahaan basic materials, satu perusahaan infrastruktur, serta satu perusahaan transportasi dan logistik.
Sementara itu, hingga 8 September 2023 terdapat 26 perusahaan tercatat yang telah menerbitkan rights issue, dengan total nilai Rp37,3 triliun.
Daftar Emiten yang melakukan Aksi Rights Issue:
No | Emiten | Jumlah Saham | Harga Pelaksanaan | Target Dana yang Dihimpun |
1 | BKSL | 100.625.341.623 | Rp50 | Rp5.031.267.081.150 |
2 | BPTR | 1.984.000.000 | Rp100 | Rp198.400.000.000 |
3 | PBRX | 15.003.732.635 | Rp50 | Rp750.186.631.750 |
4 | OASA | 5.988.620.000 | Rp100 | Rp598.862.000.000 |
5 | NOBU | 681.819.174 | Rp592 | Rp403.636.951.000 |
6 | MSIN | 1.144.440.000 | Rp4.900 | Rp5.607.756.000.000 |
7 | KAEF* | 325.108.944 | Rp1.025 | Rp333.236.667.600 |
8 | TBLA | 753.835.219 | Rp600 | Rp452.301.131.400 |
9 | BSWD | 2.388.861.478 | Rp1.000 | Rp2.388.861.478.000 |
10 | BBKP | 119.999.999.692 | Rp100 | Rp11.999.999.969.200 |
11 | BKSW | 14.721.362.381 | Rp250 | Rp3.680.340.595.250 |
12 | MIDI | 4.611.764.800 | Rp270 | Rp1.245.176.496.000 |
13 | CSAP | 1.224.822.231 | Rp700 | Rp857.375.561.700 |
14 | AGRS | 13.814.688.390 | Rp100 | Rp1.381.468.839.000 |
15 | MPPA | 6.875.236.268 | Rp80 | Rp550.018.901.440 |
16 | PKPK | 600.000.000 | Rp400 | Rp240.000.000.000 |
17 | SIPD | 499.999.477 | Rp1.000 | Rp499.999.477.000 |
18 | SLIS | 2.000.000.000 | Rp168 | Rp336.000.000.000 |
19 | WICO | 1.400.000.000 | Rp100 | Rp140.000.000.000 |
20 | NOBU | 2.195.165.124 | Rp410 | Rp900.017.700.840 |
21 | PANR** | 600.000.000 | ||
22 | BJBR** | 1.836.414.082 | ||
23 | LUCY** | 584.775.000 | ||
24 | CMNP** | 2.232.846.365 | ||
25 | BSML | 400.000.000 | Rp300 | Rp120.000.000.000 |
26 | FILM** | 1.902.243.400 | ||
27 | BMAS | 9.482.346.921 | Rp370 | Rp3.508.468.360.770 |
28 | WIFI | 4.961.706.833 | Rp270 | Rp1.339.660.844.910 |
29 | BBYB** | 1.203.881.568 | ||
30 | YELO | 30.604.390.480 | Rp50 | Rp1.530.219.524.000 |
31 | BCIC | 4.672.359.878 | Rp300 | Rp1.401.707.963.400 |
Jumlah | 355.319.761.963 | Rp45.494.962.174.410 | ||
Sumber: BEI, KSEI diolah | ||||
*Rights issue dalam rangka obligasi wajib konversi | ||||
**Harga pelaksanaan rights issue belum muncul |
Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis dari BEI dan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), emiten bank menjadi emiten yang paling banyak melakukan penerbitan rights issue hingga 11 September 2023. Sebanyak 10 emiten bank telah dan tengah melakukan penerbitan rights issue hingga saat ini.
Bahkan, salah satu emiten perbankan, yakni PT Bank KB Bukopin Tbk. (BBKP) menjadi emiten dengan penghimpun dana rights issue terbesar secara year to date (YTD).
Emiten yang dimiliki KB Kookmin Bank asal Korea Selatan ini menghimpun dana rights issue sebesar Rp11,99 triliun.
BBKP mengeluarkan sebanyak 119,99 miliar saham baru, dengan harga pelaksanaan rights issue sebesar Rp100 per saham.
Dalam prospektusnya, dana hasil rights issue BBKP digunakan untuk investasi pada perusahaan anak, yakni PT Bank KB Bukopin Syariah (KBBS) dan PT KB Bukopin Finance (KBBF) sebesar Rp1,29 triliun. Sementara itu, sisanya akan digunakan untuk melakukan ekspansi kredit baru berkualitas.