Bisnis.com, JAKARTA — Kinerja keuangan PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) mengalami penurunan sepanjang semester I/2023. Beberapa analis menurunkan peringkat ataupun target harga bagi saham PTBA akibat hal ini.
Analis Panin Sekuritas Felix Darmawan dalam risetnya menjelaskan pendapatan PTBA di semester I/2023 sebesar Rp18,8 triliun sejalan dengan perkiraan Panin Sekuritas. Panin Sekuritas mencatat volume penjualan PTBA mengalami penurunan menjadi 8,6 juta ton dan harga rata-rata penjualan juga turun menjadi Rp1 juta ton secara tahunan.
Sementara itu, laba bersih PTBA mencapai 2,7 triliun di semester I/2023 juga berada di bawah estimasi Panin Sekuritas.
"Sejalan dengan hal ini, kami merekomendasikan hold, dengan menurunkan target harga ke Rp3.100," tulis Felix dalam risetnya, dikutip Senin (11/9/2023).
Hal ini menurutnya disebabkan oleh rendahnya batu bara global, serta biaya keuangan yang relatif tinggi. Akan tetapi, lanjutnya, penerapan harga batu bara acuan (HBA) formula baru dapat menekan biaya royalti, serta potensi kenaikan performa ditopang MIP.
Sementara itu, Analis Ciptadana Sekuritas Thomas Radityo dalam risetnya menjelaskan secara kumulatif laba bersih PTBA mengalami penurunan yang diakibatkan oleh basis dari harga batu bara yang tinggi di 2022.
Baca Juga
Thomas juga mencatat pendapatan PTBA mengalami peningkatan karena peningkatan volume penjualan batu bara yang mengimbangi penurunan harga batu bara.
“Kami mencatat peningkatan biaya penjualan akibat biaya bahan bakar yang lebih tinggi dan royalty mengakibatkan penurunan laba kotor sebesar 50,9 persen,” kata Thomas.
Adapun Ciptadana Sekuritas menurunkan target harga untuk saham PTBA menjadi Rp3.100 per saham. Ciptadan Sekuritas juga menurunkan peringkatnya untuk PTBA menjadi hold, karena target harga dari Ciptadana Sekuritas hanya menawarkan potensi kenaikan sebesar 8,4 persen dari harga saham saat ini.
Pada penutupan perdagangan hari ini, saham PTBA tercatat melemah 1,71 persen ke level Rp2.880 per saham. Saham PTBA tercatat mengalami pelemahan 21,95 persen sejak awal tahun hingga saat ini.
Akan tetapi, selama satu bulan terakhir, saham PTBA tercatat telah naik 3,97 persen.
Adapun PTBA menjadi salah satu emiten BUMN yang diharapkan dapat memberikan kontribusi dividen optimal bagi negara. Pasalnya, selama dua tahun berturut-turut PTBA membayar dividen 100 persen dari laba bersihnya kepada investor.
____
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.