Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas masih mampu mempertahankan penguatannya dan berpeluang kembali naik meski dibayangi spekulasi kenaikan suku bunga The Fed lebih lanjut. Investasi dalam emas juga dinilai meningkat oleh analis selama setahun terakhir.
Tren laju logam mulia menjadi salah satu sajian dalam Top 5 News Bisnisindonesia.id edisi Minggu (10/9/2023). Selain itu, terdapat pula sederet berita pilihan untuk lainnya yang dikemas secara komprehensif seperti jatuh tempo utang Waskita Karya, hingga ditutupnya ratusan bank akibat digitalisasi. Berikut selengkapnya.
1. Tren Laju Harga Logam Mulia Masih Diuji
Terus menguatnya harga logam mulia diamini oleh analis JPMorgan Chase & Co. termasuk Nikolaos Panigirtzoglou dalam catatannya yang mengatakan investasi dalam emas telah meningkat selama setahun terakhir.
Kondisi tersebut didorong oleh pembelian bank sentral, dengan alokasi oleh investor non-bank yang mencapai level tertinggi sejak akhir 2012. Alokasi tersirat ke emas telah terus meningkat sejak pandemi dan terlihat cukup tinggi jika dibandingkan dengan standar secara historis.
Meskipun demikian, tren ini tengah diuji karena ada bukti terjadinya normalisasi pembelian emas oleh bank sentral pada kuartal kedua 2023, meski masih harus dilihat apakah ini bersifat sementara atau tidak.“Tidak diragukan lagi bahwa laju pembelian bank sentral saat ini merupakan faktor paling penting untuk mengukur gerak harga emas di masa depan.”
Baca Juga
2. Menghitung Hari Jatuh Tempo Waskita (WSKT)
Emiten konstruksi PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) tidak mendapatkan persetujuan atas usulan perseroan dalam Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO) Berkelanjutan III Waskita Karya Tahap III tahun 2018.
Pj. SVP Corporate Secretary Waskita Karya Ermy Puspa Yunita mengatakan pemegang obligasi tidak menyetujui usulan WSKT untuk melakukan perubahan dan atau penambahan pada perjanjian perwaliamanatan obligasi berkelanjutan III Waskita Karya tahap III tahun 2018.
Perjanjian perwaliamanatan obligasi tersebut mengenai ketentuan-ketentuan seperti jadwal pelunasan pokok obligasi, sifat dan besaran tingkat bunga, dan jadwal dan periode pembayaran bunga obligasi.
Lalu, ketentuan mengenai pembatasan dan kewajiban emiten sehubungan dengan kewajiban keuangan dan ketentuan mengenai kelalaian emiten sehubungan dengan crossdefault.
Kemudian, menambah ketentuan mengenai perpanjangan tanggal pelunasan pokok obligasi terakhir dan menambah ketentuan mengenai kewajiban WSKT selaku emiten, untuk melakukan pelunasan dipercepat atas pokok obligasi. Apa dampak dari keputusan ini?
3. Mengintip Rencana Pembangunan Infrastruktur Skema KPBU di 2024
Pemerintah menargetkan 39 proyek Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dapat dilaksanakan melalui skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) pada tahun anggaran 2024.
Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Herry Trisaputra Zuna mengatakan total nilai dari 39 proyek tersebut mencapai Rp252 triliun. Sebanyak 16 proyek KPBU dengan nilai sekitar Rp69,01 triliun dalam tahap penyiapan dan 23 proyek KPBU senilai Rp183,78 triliun dalam tahap transaksi.
Herry memaparkan di dalam tahap penyiapan terdapat 2 proyek Sumber Daya Air (SDA), yakni Daerah Irigasi Lhok Guci dan Daerah Irigasi Jambo Aye di Provinsi Aceh dengan nilai investasi masih dalam perhitungan.
Kemudian, di bidang jalan dan jembatan yang masih tahap penyiapan ada 2 proyek Jalan Tol dalam proses prakarsa pemerintah, yaitu Jalan Tol Malang – Kepanjen dan Jalan Tol Bandung Intra Urban senilai Rp22,63 triliun.
Terdapat juga empat proyek jalan tol dalam proses prakarsa badan usaha, yaitu Jalan Tol Kohod (Pakuhaji) – Lebakwangi (Neglasari), jalan Tol Pluit – Bandara (bagian dari Tomang – Pluit – Bandara). Kemudian, jalan Tol Akses Patimban Extend (Sadang – Subang), jalan Tol Caringin – Cisarua (bagian dari Jalan Tol Caringin – Cianjur) senilai Rp27,43 triliun.
4. Ratusan Bank Tutup di Semester I/2023 Imbas Digitalisasi
Jumlah kantor bank di Indonesia kian menyusut imbas digitalisasi masif. Sepanjang paruh pertama 2023, sudah ada ratusan kantor bank yang tak lagi beroperasi.
Berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK) baru-baru ini, jumlah kantor bank umum di Indonesia mencapai 24.784 unit pada Juni 2023. Jumlahnya berkurang dibandingkan Desember 2022 sebanyak 25.577 unit.
Artinya, sepanjang paruh pertama tahun ini terdapat 793 unit kantor bank yang tutup. Sementara, jumlah bank umum yang beroperasi hanya berkurang 1 bank dari posisi 106 bank umum pada Desember 2022 menjadi 105 bank umum pada Juni 2023.
Bila ditarik lima tahun ke belakang, terdapat 7.160 unit kantor bank yang tutup. Pada Juni 2018 lalu, jumlah kantor bank umum yang beroperasi masih mencapai 31.944 unit. Padahal, jumlah bank umum di Indonesia hanya turun 10 bank dalam lima tahun, dari 115 bank umum pada Juni 2018 menjadi 105 bank umum pada Juni 2023.
5. Mencari Sektor Potensial Emiten Anyar di Lantas Bursa
Gerbong emiten yang mencatatkan saham perdana di lantai bursa semakin panjang. Setidaknya sudah tercatat 65 emiten yang melakukan aksi initial public offering/IPO. Bahkan catatan tersebut telah melebih sepanjang tahun lalu yang hanya 59 emiten anyar.
Teranyar, ada anak perusahaan ritel Kanmo Group PT Multitrend Indo Tbk. (BABY) yang resmi melantai di Bursa pada Kamis (7/8/2023). Berdasarkan data BEI per 1 September 2023, masih ada 26 perusahaan yang mengantre untuk IPO.
Tujuh di antaranya merupakan perusahaan dengan aset jumbo atau di atas Rp250 miliar. Lalu, ada 15 calon emiten dengan aset skala menengah yakni antara Rp50 miliar hingga Rp250 miliar.
Sedangkan empat perusahaan lainnya merupakan perusahan dengan aset kala kecil di bawah Rp50 miliar. Adapun,sejumlah perusahaan IPO masih akan memiliki prospek yang menarik pada 2024. Kondisi tersebut dibenarikan oleh analis Jasa Utama Capital Cheryl Tanuwidjaja menilai bahwa sejumlah perusahaan IPO masih akan memiliki prospek yang menarik pada 2024.