Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Berapa Banyak Emas yang Ada di Dunia? Simak Penjelasannya

Simak perkiraan berapa banyak emas yang berada di dunia, baik yang sudah ditambang maupun cadangan.
Seorang pekerja memajang emas batangan di Nuh, India. Bloomberg/Anindito Mukherjee
Seorang pekerja memajang emas batangan di Nuh, India. Bloomberg/Anindito Mukherjee

Bisnis.com, JAKARTA — Emas merupakan logam berat yang langka dan terbentuk di luar angkasa akibat tabrakan antara bintang neutron. 

Namun, seberapa langka emas di bumi sebenarnya? Berapa banyak emas yang ada di dunia saat ini?

Menurut data dari United States Geological Survey (USGS), sepanjang sejarah umat manusia telah menambang sekitar 206.000 ton emas (setara 187.000 metrik ton) dari batuan dan aliran sungai. Sebagian besar emas ini digunakan untuk membuat perhiasan.

Namun, angka tersebut lebih kecil dari estimasi yang diberikan oleh World Gold Council. Lembaga ini mencatat bahwa total emas yang telah ditambang hingga saat ini mencapai 238.391 ton (216.265 metrik ton). Jika seluruh emas itu dikumpulkan, volume totalnya cukup untuk membentuk sebuah kubus dengan panjang sisi sekitar 22 meter.

“Dari total itu, sekitar 45% digunakan untuk perhiasan, 22% disimpan dalam bentuk batangan dan koin, dan 17% berada di cadangan bank sentral dunia,” menurut laporan lembaga tersebut dikutip dari laman Live Science pada Minggu (15/6/2025). 

Meski jumlah emas yang telah ditambang sangat besar, para ahli menyatakan bahwa masih terdapat cadangan emas dalam jumlah signifikan yang belum digali.

USGS dalam laporan Mineral Commodity Summaries terbarunya memperkirakan terdapat sekitar 70.550 ton emas (64.000 metrik ton) yang masih bisa ditambang secara ekonomis. 

Negara dengan cadangan terbesar termasuk Rusia, Australia, dan Afrika Selatan, meski China menjadi negara dengan produksi emas terbesar pada 2024.

Menurut World Gold Council, apabila cadangan dan sumber daya dibedakan, maka cadangan emas global saat ini sekitar 60.370 ton (54.770 metrik ton), sementara sumber daya emas yang keberadaannya diketahui tapi belum tentu ekonomis untuk ditambang diperkirakan mencapai 145.626 ton (132.110 metrik ton).

Jika seluruh jumlah emas yang telah ditambang dan diketahui berada dalam endapan digabungkan, totalnya bisa mencapai 277.000 hingga 299.000 ton (251.000—271.000 metrik ton). Namun, seperti diakui para ahli, jumlah ini masih memiliki margin ketidakpastian yang cukup besar.

Mengejutkannya lagi, ternyata hampir seluruh emas di bumi tidak berada di permukaan atau dalam bentuk bijih. Emas dalam bentuk partikel kecil sebenarnya tersebar luas di kerak Bumi, bahkan di air laut dan batuan beku. 

Menurut data dari The Royal Mint di Inggris, konsentrasi rata-ratanya hanya sekitar 0,004 gram per metrik ton, dan jika dikumpulkan semua, jumlahnya diperkirakan mencapai 441 juta ton (400 juta metrik ton). 

Namun itu pun belum seberapa jika dibandingkan dengan jumlah emas yang terkunci di inti planet ini. Ahli geologi endapan bijih dan peneliti dari Monash University di Australia, Chris Voisey mengatakan sekitar 99% emas di bumi berada di inti planet, cukup untuk melapisi seluruh permukaan bumi dengan lapisan setebal 0,5 meter, 

Voisey menambahkan ketika bumi terbentuk, hampir seluruh logam berat seperti emas tenggelam ke inti karena sifatnya yang padat dan berat.

“Sekitar 99,5% massa bumi terbentuk ketika semuanya masih dalam keadaan cair, sehingga bisa berdiferensiasi berdasarkan densitas [misalnya emas tenggelam ke inti], kata Voisey.

Sementara, 0,5% sisanya datang belakangan, sekitar 3,8–4,1 miliar tahun lalu, saat terjadi peristiwa yang dikenal sebagai Late Heavy Bombardment yakni periode ketika bumi dibombardir oleh meteor dari luar angkasa.

“Sebagian besar logam mulia yang membentuk endapan bijih diyakini berasal dari peristiwa ini, karena logam tersebut tidak terkunci di inti besi-nikel,” ujar Voisey.

Oleh karena itulah, emas yang kini ditemukan dan ditambang di kerak bumi sebenarnya berasal dari kiriman luar angkasa yang datang setelah bumi membentuk kerak padat.

Voisey mengatakan jumlah emas yang datang dari luar angkasa setelah peristiwa itu sangat kecil dan hampir tidak berpengaruh. Emas yang sudah ada di bumi hanya berpindah-pindah lokasi akibat proses geologi. Voisey pun meragukan apakah jumlah emas di bumi bisa diukur secara pasti.

“Saya sangat meragukan bahwa kita akan bisa mengukur dengan akurat jumlah total emas yang ada di planet ini. Bahkan untuk mengetahui jumlah emas yang belum ditemukan saja, itu sudah mustahil,” katanya. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Live Science
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper