Bisnis.com, JAKARTA — PT Selamat Sempurna Tbk. (SMSM) menyebut pergeseran industri otomotif dari konvensional menuju kendaraan listrik masih belum berdampak signifikan terhadap permintaan komponen.
Chief Financial Officer SMSM Ang Andri Pribadi mengatakan permintaan untuk komponen kendaraan listrik baik pasar Original Equipment Manufacturer (OEM) maupun Original Equipment Supplies (OES) belum signifikan seiring populasi kendaraan listrik yang masih terbatas.
“Populasi kendaraan listrik masih sangat terbatas sehingga demand untuk komponen baik pasar OEM maupun OES dan replacement masih belum signifikan,” ujar Ang Andri kepada Bisnis, Rabu (6/9/2023).
Adapun fokus usaha dari SMSM untuk komponen lebih mengarah ke aftermarket atau atau pasar sekunder maupun replacement komponen kendaraan.
Dalam memproduksi komponen untuk kendaraan listrik, katanya, SMSM memproduksi 69 P/N Filter terkait kendaraan elektrifikasi seperti untuk baterai cooling filter dan cabin filter. Dia pun menilai kebutuhan akan komponen masih akan terus bertambah sesuai dengan kebutuhan pasar.
“SMSM melihat prospek bisnis komponen kendaraan listrik cukup positif. Namun, demikian dalam jangka pendek belum terdapat hal yang signifikan mengingat permintaan untuk komponen kendaraan listrik tersebut baik pasar OEM maupun OES dan pasar replacement belum signifikan,” jelasnya.
Baca Juga
Dari sisi penjualan, SMSM telah melakukan penjualan dalam negeri senilai 1 triliun sepanjang semester I/2023, naik 19 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu atau secara year-on-year (YoY) sebesar Rp848 miliar.
Sementara dari sisi ekspor, SMSM mencatatkan penjualan senilai Rp1,47 triliun, naik 1 persen secara YoY dari Rp1,45 triliun.
Berdasarkan segmen, penjualan untuk penyaringan atau filter mencapai Rp1,77 triliun naik 11 persen, karoseri atau body maker senilai Rp192 miliar, naik 26 persen, dan distribusi atau trading senilai Rp706 miliar, naik 7 persen.
Kemudian terdapat beberapa segmen yang mengalami penurunan penjualan seperti radiator turun 18 persen menjadi Rp211 miliar, dan segmen lain-lain turun 12 persen menjadi Rp517 miliar.