Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas tertekan setelah reli 3 sesi sebelumnya menyusul rilis data inflasi AS yang tinggi meningkatkan ekspektasi pasar atas kenaikan suku bunga The Fed lanjutan.
Harga emas menghentikan kenaikan selama tiga sesi berturut-turut, karena ukuran inflasi pilihan Federal Reserve menunjukkan kenaikan untuk Juli, tetap bertengger di atas 3,0 persen dan berkontribusi terhadap kerugian bulanan 2,20 persen, mengutip Antara.
Harga emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, tergelincir US$7,10 atau 0,36 persen menjadi ditutup pada US$1.965,90 per ounce, setelah diperdagangkan menyentuh tertinggi sesi di 1.974,90 dan terendah di 1.965,50.
Departemen Perdagangan AS melaporkan pada Kamis (31/8/2023) bahwa Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) AS pada Juli naik 0,2 persen bulan ke bulan dan 3,3 persen tahun ke tahun, naik dari level terendah dalam dua tahun sebesar 3,0 persen pada bulan sebelumnya.
Data inflasi yang tidak stabil mendorong kenaikan indeks dolar AS, dan memicu ekspektasi baru pasar bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunga lebih lanjut dan mempertahankannya lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama.
Dengan latar belakang tersebut, dolar AS menguat, dengan indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya naik 0,4 persen pada 103,594 dalam transaksi Kamis (31/8/2023), yang menekan harga emas dalam mata uang dolar.
Baca Juga
Data ekonomi lainnya yang dirilis Kamis (31/8/2023) beragam. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa klaim awal tunjangan pengangguran turun 4.000 menjadi 228.000 yang disesuaikan secara musiman untuk pekan yang berakhir 26 Agustus, tingkat terendah dari ukuran ini dalam empat minggu.
Chicago Business Barometer yang dirilis oleh Institute of Supply Management-Chicago meningkat sebesar 5,9 poin menjadi 48,7 pada Agustus. Ini merupakan kenaikan bulanan ketiga berturut-turut dan level tertinggi sejak Agustus 2022.
“Emas telah didukung dalam beberapa hari terakhir oleh data AS yang telah kita lihat, khususnya angka (pekerjaan) yang, jika dikombinasikan dengan laporan yang lemah besok, bisa menunjukkan adanya keretakan yang muncul di pasar tenaga kerja,” kata Craig Erlam, analis. di platform perdagangan daring OANDA.
“Kami tidak membicarakan hal-hal yang terlalu substansial pada saat ini, namun tentu saja akan mengurangi ketegangan yang akan membuat The Fed merasa nyaman, dan berpotensi untuk melakukan jeda lagi dalam beberapa minggu,” kata Erlam, mengacu pada keputusan suku bunga pada 20 September oleh Bank Sentral AS
Investor sedang menunggu laporan pekerjaan Agustus yang akan dirilis pada Jumat waktu setempat.